Asmara Pembunuh Bayaran
gin untuk sesaat. Setelah penglihatannya pulih, dia melingkarkan potongan
yang sudah terlebih dulu siuman. Tangan kanan Laura
angkit dari tidurnya, tatapannya yang sinis langsung berubah menyedihkan
mu masih belum mengering, kau telah terlalu banyak kehilangan darah." Arang melepas kemeja
uga melihat perut dan dadanya telah terbalut
membawaku ke si
ni?" ucap Arang balik bertanya. Dia melihat perubahan wajah Laura yan
hanya memalingkan muka m
enapa kau tak membunuhku, atau memb
an menyelamatkan nyawamu, tapi tak ada sedikitpun rasa terima kasihmu." Laura tak m
. Mungkin aku bisa mendapatkan sisa-sisa makanan di pembuangan p
akan memberiku makanan sisa dari tong sampah?" Di
isa aku lakukan. Aku hanya seorang
sangat lusuh, dekil dan bau. Namun jika diperhatikan lebih teliti, wajah Arang sebenarnya terliha
menjijikan!"
u telah meminum banyak darah dari tubuh gelandangan ini." Arang mengan
eakan tak percaya. Arang menurunkan tangan kirinya la
ntu Laura untuk duduk. Dengan pisau lipatnya yang terbuat dari baja stainless,
pat dari wajahnya sekan tak ingin mel
perlu melakukan itu
ap oleh Laura. "Seharusnya aku membiarkanmu mati di parkiran Tango, atau menyerahkanmu kepada an
melakukannya?"
telah menyelamatkan nyawamu, lebih menjijikan dari
a dan berbuat cabul dengan melumat rakus bibir dan meremas secara kasar payudaranya. Jika Laura tidak mempunyai misi untuk
kau sangat menik
mua rasa sakit yang dirasakannya. Laura tiba-tiba memagut bibir Arang. Arang yang tidak menduga Laura akan melakukan hal itu, berusaha menjauh
berdegap kencang. Darahnya seakan terbakar. Arang melingkarkan tangannya ke tubuh Laura yang tanpa busan
sintalnya. Arang sudah melepaskan pagutan bibir Laura. Namun, bibirny
u kali ini Laura merasakan sentuhan lembut seorang pria. Meskipun profesinya sebagai pembunuh bayaran
eperti dilakukan Arang, Laura mencoba memasukkan tangannya ke dalam celana Arang. Nam
cing celana jinnya. Begitu kancing celana jin Arang terbuka, tangan Laura langsung mas
nkan benda keramat miliknya. Tangan Laura meremas-remas dengan lembut bola ke
an tangan Laura. Arang pun membungkukkan sedikit tubuhnya, bibirnya yang tepat berada di antara gunu
ar dan batang sosis milik Arang. Remasan lembut jemari Laura yang semakin menggila membuat Arang lunglai. Arang pun duduk be
U
ala Arang. Tubuh Arang langsung terpent
lalu bergegas memakai kemeja dan melucuti celana Arang kemudia