REQUIEM
ang tersisa cuma sisa-sisa air nya saja yang berjatuhan diantara rindang
eka hanya hidup dibawah bayang-bayang kedigjayaan para kubu bermantel hitam. Mereka yang mengatur segalanya termasuk urusan pangan dan tempat tinggal. Kubu putih ini hanya bert
ara yang sederhana. Mereka memakai alat tersebut untuk menggali tanah yang berada di depan mereka tanah-tana
liki pekakas untuk menggali maka mereka akan menggunakan batang kayu yang ukuran nya cukup besar lalu dirun
ian tersebut kemudian mereka menyuruh sanak saudaranya masuk sedangkan para penggali tersebut kemudian beralih mencari beberapa batang kayu yang ukuran nya sebesar lengan pria dewasa. Lalu ia menyilangkan kayu tersebut dan menutupi nya dengan pelapah p
ia melihat sanak saudaranya begitu polos menatap wajahnya lalu ia menutup bagian
*
h bergetar begitu hebat sembari menggengam tongkat kayu yang saat ini dijadikan sebagian alat untuk menggali tanah. Sedangkan ito bocah kecil yang tidak tahu apa-apa ini hany
ja suara berat tersebut mengham
iliknya lalu dengan penuh semangat menggali tanah tersebut. Wajah si nenek nampak berbinar-binar melihat kebaikan hati pria tersebut
**
e Barak Ma
ersisa dari mereka tuan!" salah seora
ut tebal terdengar memecah suasana gaduh terseb
selamat Tuan. Mereka menyelamatkan Diri mereka
kas sijanggut
bawa beberapa karung sandang dan pangan, pasti mereka bisa bertahan hidup di alas perlaya. Sedangkan kita tahu rombongan munaf
dengan darah sedangkan yang satu lagi memegangi mulutnya yang dimana darah merah juga tak kalah berkubang banyak nya. Sedangkan pria lain yang sudah tak bernyawa itu nampak dibuka ikatan tali nya oleh salah seorang yang memakai mantel hitam lalu mereka lemparkan jasad pria tersebut kedalam kobaran api bersama dengan jeroa
si janggut tebal terdengar b
NGAN LUPA UNTUL MEREKA YANG SUDAH BERUMUR BAWA MEREKA KETEMPAT INI UNTUK KITA PERSEMBAHKAN KEPA
EMUDAH ITU DA
tika terdiam mendengar ucapan salah seora
ni sijanggut tebal terdengar kembali memot
AN ITU!" Pria tersebut terlihat meludah keatas kerikil. Lantas hal
TOLOL BERANI-BERANI
AK
pria dewasa tersebut lantas darah merah langsung begitu saja membucah tersembur keluar dari tengah-
KAU BI
AS
ngsung kening pria tersebut dan
GGH
ari mulutnya seperti air pancoran darah dari mulutnya itu seketik
!" Ucap sijanggut tebal pelan pada gendang telinga pria ter
tu!" Balas pria tersebut yang masih bisa berbicara
INGA
Hal itu bisa dibuktikan ketika api yang berkobar-kobar bisa terlihat dari baja sepanjang pedang tersebut ketika dibuka. Kemudian de
KKK
ding begitu saja diatas kerikil batu lalu masuk kedalam kobaran api yan
ntra-mantra asing sembari menari-nari liar mengelilingi kobaran api bahkan ada pula yang kedua tangan nya
lahap nya api seperti orang kelaparan yang sudah berminggu-minggu tak menemukan makanan. Tubuh itu langsung disambar
dengar menggelegar membuat takut empat orang pria dewasa yang saat ini tersisa dalam ikatan tiang pancuh. Wa
ANG!" Ucap sijanggut t
RSISA DIDALAM HUTAN LALU KALIAN SISAKAN PRIA -PRIA YANG SUDAH BERUMUR DAN BAWA KEMARI KETEMP
asing lantas merekapun langsung memecut kuda mereka hingga berlari begitu kencang menuruni bukit pasir tersebut. Sedangkan si janggut tebal masih te
**
mulai memasuki hutan. Kebanyakan dari mereka membawa pedang hingga setiap
a tercetus dari salah seorang penunggang kuda yan
ai penjuru mata angin. Sedangkan yang terli
yang ditunggangu oleh gerombolan bermantel hitam
ITU DISINI!" Seru salah
a dari kejauhan mereka melihat seorang pemuda yang tengah berusaha masuk kedalam sebuah tanah yang
o dari salah seorang bermantel hi
aranya Rindang nya pepohonan. Ada beberapa ekor kuda yang sampai jatuh terperosok
A RUPANYA BERSE
a darah kembali membucah jerit tangis serta jerit ketakutan kemb
Pembantaian tersebut kembali lagi terjadi dedaunan hijau itupun berubah warna nya menjadi merah darah. S