icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Aku Hamil

Bab 4 Tidak Boleh Mengeluh

Jumlah Kata:1201    |    Dirilis Pada: 11/01/2022

?" tanya ibuku da

da

ma apa?"

eluar kamar. Memastikan bahwa ak

sin," j

wain mie

makanan kesukaanku. Sudah lama s

awabku a

itu sambil lewat beran

on pun terputus. Ibu sempat bertanya bagaimana keadaan kand

adikku memberikanku dua buah rantang putih. T

n tersebut. Rantang paling atas berisi mie sosin. Oseng sosin yang

hendak menetes keluar. Tak berapa lama,

tu?" t

ri Mamah," ja

ada ibu mertua, kami makan satu piring berdua. Al

erikan piring berukuran kecil oleh ibu mertua. Sudah pas

anyak. Dan lagi, suamiku akan menambah nasi agar aku kenyang. Meski

*

perti sudah ada alarm dalam otakku. Terkadang pukul s

tu pintu menuju kamar mandi, sedangkan satu pintu lainnya menuju keluar

masuk dengan mudahnya ke dalam rumah. Jarak antara dinding dengan genting pun ku

amar mandi dibuka, tubuhku menggigil

nya berhembus sangat kencang. Bahkan sering

dengan berhati-hati menuruni tangga. Beberapa kali

aja," ucap ibu mertuaku yang tiba-tiba sudah be

ggung,"

t naik!" ucapnya ketus denga

Gegas naik tangga. Perasaanku jadi tidak en

*

aku bangkit dan beranjak ke kamar mandi, tetapi di dalam sana terdengar suar

u giliran masuk ke kamar mandi. Beberapa kali mengec

g di dorong. Pintu kayu usang. Jika didorong atau ditarik akan

erpapasan dengan ibu mertua, se

E

sangat jelas. Senyumku layu, getar di dalam hatiku terasa pedih. G

di, aku bisa melihat jelas cahaya matahari terbit. Semburat jingga mel

ngah enam. Semoga saja masih bisa diterima salat Subuh.

, ibu mertua tengah menyapu di rua

celoteh nenek suamiku. Kamarnya bersampingan dengan kamar kami. Beliau terkena struk,

s. Salahku karena

apu, dia berlalu tanpa melirikku sedikit pun. Padahal

*

diamiku. Tidak menyapa, bahkan

orang lain. Biasanya, akan diberi upah sepuluh ribu rupiah. Upah

h padi dari rumah orang lain yang jarakn

ntuk memutar balikkan sepeda motor. Sehingga sepeda motornya

aku prihatin kepada suamiku, mengeluarkan tenaga besar untu

u harus bisa menjadi penyemangatnya. Terlebih ketika ia tengah mera

a, malas sekali jika harus mengobrol dengan ibu mertua.

dah punya anak. Bangun jam tiga subuh, langsung mandi, langsung beberes. Jad

kkan kepala. Aku tidak berani menjawa

gurusin bayi, gak akan ikut bantuin nyuci baju bayi. Neng harus bisa ngurus bayi sama ngurus badan

ukkan kepala

mah mau tinggal sama Mamahk

belalak ketika obrolannya mulai ke arah lain yang menjatuhkan s

lek-jelekkan suamiku. Padahal, selama ini hanya s

reka enggan untuk membantu ayah m

nggal di cianjur. Namun, adik ipar yang jarak rumahnya bahkan tidak lebih dari

tidak dapat memberi uang kepada mereka. Ba

ada mereka tidaklah berarti? Apakah bakti ti

? Siapa yang cape setelah pulang bekerja tanpa beristiraha

nen, bulak-balik dari kebun menuju

ke kebun, mengantar jemput, membantu pekerjaa

miku. Han

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka