icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU

TERIMA KASIH TELAH MENCINTAIKU

Penulis: Evie Yuzuma
icon

Bab 1 Satu

Jumlah Kata:980    |    Dirilis Pada: 31/12/2021

JADI SUAMI TERNYATA SE

ih_Telah_Me

kamu balas budi. Kamu jadi orang jangan gak tahu diri gitu, dong! Harusnya kamu bela aku di depan Abah, harusnya kamu bilang biar kamu saja yang nikah s

berserakan. Sukma menat

Jadi seperti sudah ada kesepakatan gitu waktu Abah

iatu, dia diurus oleh keluarga Abah. Hanya keluarga Abah yang bukan siapa-siapa yang mau menampu

datang menghampiri keduanya d

menikahkan putri Abah dengan Putra keluarga mereka. M

mbu merawat dia dari kecil! Pokoknya aku mending mati dari pada nikah sama pria cacat itu! Aku ini cantik, berpendidikan, Bah! Aku ini calon orang s

eng kepala. Watak

bu juga akan bahagia kalau dia udah gak nump

n yang dikatakan oleh putri semata w

ihan Sisil juga, Bah! Ambu juga gak setuju sih sebetulnya. Masa putri cantik kita harus punya suami orang lumpuh udah gitu duda l

melirik pa

saatnya kamu balas budi. Ingat hutang budi itu bisa dibawa mati, Sukma! Kamu mau, ya

dah berjanji akan menerima lamaran Ahsan---putra dari Pak Camat.

akan menerima lamaran Mas Ahsan, Ambu!” Sukma

ka Sukma diminta Ambu membantu acara-acara di kecamatan. Ambu ini salah satu pegawai PKK juga dan dia s

nanti kalau Sisil mau, biar dia yang menggantikan kamu menikah sama Ahsan,

amun kedua netra Ambu membulat

mu bersiap saja untuk merawat diri agar nanti anaknya Pak Bagas suka sama kamu. Bia

nikahinya bisa membalas hu

hari mengerjakan pekerjaan rumah dari shubuh sampai malam lagi. Jika sudah selesai, tak ada waktu juga untuk

ka Ahsan hendak melamar. Berharap memiliki kehidupan masa depan yang bahagia. Namun semuanya buyar

bunuh diri jika tetap dipaksa menikahi anaknya Pak Bagas---teman Abah masa muda dulu. Akh

tampak sangat cantik sekali bahkan melebihi kecantikan Sisil. Tidak berapa lama, Pak

a pria itu datang. Dia meminta Ahsan melupakan Sukma.

ada kegiatan karena emang di sini gak ada kerjaan! Mungkin mulai hari ini, Nak Ahsan mulai lupakan Sukma, ya! Dia sendiri yang meminta untuk menikah dengan

ukma sesempit itu! Baik Bu

as pada Sisil yang tersenyum malu-malu. Sukma yang mendengarkan dari

, entah dia duda, jika Engkau sudah menentukan dia berjodoh denganku semoga semuanya yang terbaik.”

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Satu2 Bab 2 Dua3 Bab 3 Tiga4 Bab 4 Empat5 Bab 5 Lima6 Bab 6 Enam7 Bab 7 Tujuh8 Bab 8 Delapan9 Bab 9 Sembilan 10 Bab 10 Sepuluh11 Bab 11 Sebelas12 Bab 12 Dua belas13 Bab 13 Tiga Belas14 Bab 14 Empat Belas15 Bab 15 Lima Belas16 Bab 16 Enam Belas17 Bab 17 Tujuh Belas18 Bab 18 Delapan Belas19 Bab 19 Sembilan Belas20 Bab 20 Dua puluh21 Bab 21 Dua puluh Satu22 Bab 22 Dua Puluh Dua23 Bab 23 Dua Puluh Tiga24 Bab 24 Dua Puluh Empat25 Bab 25 Dua Puluh Lima26 Bab 26 Dua Puluh Enam27 Bab 27 Dua Puluh Tujuh28 Bab 28 Dua Puluh Delapan29 Bab 29 Dua Puluh Sembilan30 Bab 30 Tiga Puluh31 Bab 31 Tiga Puluh Satu32 Bab 32 Tiga Puluh Dua33 Bab 33 Tiga Puluh Tiga34 Bab 34 Tiga Puluh Empat35 Bab 35 Tiga Puluh Lima36 Bab 36 Tiga Puluh Enam37 Bab 37 Tiga Puluh Tujuh38 Bab 38 Tiga Puluh Delapan39 Bab 39 Tiga Puluh Sembilan40 Bab 40 Empat Puluh41 Bab 41 Empat Puluh Satu42 Bab 42 Empat Puluh Dua43 Bab 43 Empat Puluh Tiga44 Bab 44 Empat Puluh Empat45 Bab 45 Empat Puluh Lima46 Bab 46 Empat Puluh Enam47 Bab 47 Empat Puluh Tujuh48 Bab 48 Empat Puluh Delapan49 Bab 49 Empat Puluh Sembilan50 Bab 50 Lima Puluh51 Bab 51 Lima Puluh Satu52 Bab 52 Lima Puluh Dua53 Bab 53 Lima Puluh Tiga54 Bab 54 Lima Puluh Empat55 Bab 55 Lima Puluh Lima56 Bab 56 Lima Puluh Enam57 Bab 57 Lima Puluh Tujuh58 Bab 58 Lima Puluh Delapan59 Bab 59 Lima Puluh Sembilan60 Bab 60 Enam Puluh61 Bab 61 Enam Puluh Satu62 Bab 62 Enam Puluh Dua63 Bab 63 Enam Puluh Tiga64 Bab 64 Enam Puluh Empat65 Bab 65 Enam Puluh Lima66 Bab 66 Enam Puluh Enam67 Bab 67 Enam Puluh Tujuh68 Bab 68 Enam Puluh Delapan69 Bab 69 Enam Puluh Sembilan70 Bab 70 Tujuh Puluh71 Bab 71 Tujuh Puluh Satu