Sarjana Muda
t tahun belajar dan berjuang seorang diri. Hari diman a
rjalanan dari desa sampai lokasi sekitar lima jam lamanya. Aku bersiap-siap menggunakan kebaya dan perlengkapan wisuda. Berangkat bersama Risna, teman satu angkatan y
mah Risna agar bisa beran
aku didepan gerbang yang sudah penuh sesak orang. Aku ingin menyapa mereka di depan pintu masuk. Mencium tangan mereka
k seorang diri ditangga pintu masuk. Mataku bergerak kekanan kekiri menantikan mereka. Sesekali melirik pon
Takut. Semua berc
sambil terus memandangi ponsel yang ku
udian, Ayahk
ai. Aku segera mengangkat panggilan ayah da
sapaku dengan nada
n keluarga bapak pemilik ponsel
suara Ayah, Bayu atau Pakdhe. Suara orang
rrrr
erdetak ken
ngkinan yang terjadi. Ayah tersesat. Ayah pingsan. Ayah terpisah dari rombongan. Atau hanya ponsel ayah yang terjatuh
alamnya meninggal setelah dua diantaranya mengalami kritis. Silahkan bisa datang kerumah
reflek terpejam untuk membendung air mata. Tanpa berpikir panjang, aku memutuskan
a yang berbaris rapi dibelakangku. Sesekali melempar senyum kepada mereka yang kebingungan. Aku seda
ayu berulang kali ter
engan Risna, ia menarik
" teriak Risna kepadaku d
Ris..." uc
na yang semakin kenca
ong, aku harus kesana sekaran
lagi terbendung. Lalu sesegera mungkin kuusap dengan tangan
in Risna dimana posisi Azza. Risna menyusul setelah i
lkan Azza didepan. Maaf Risna, Azza harus pergi se
rgetar. Nafasnya tak beraturan. Air mataku yang sudah ku hapus kembali mengalir melihat Ris
sudamu harus cantik," bis
. Aku sudah biasa dengan tatapan orang seperti itu. Tak jauh dari tempatku berdiri, ada oje
Keluarga saya kritis d
motor dengan kencang. Dalam perjalanan, aku menangis untuk menuntaskan air mata yang s
an bahagia. Aku menangis tanpa henti. Entah berapa lama. Sampai aku tak sadar, teman-teman angkat
saudaraku. Aku sudah tida
iliki rencana besar untukku. Aku tid
yang masih berusia lima bulan. Iya, setidaknya aku masih memiliki Meh
g aku erat-erat agar aku tidak keluar dari batas takdir yang kau tetapkan. Bimbing aku Tuhan. Tegur aku jika aku melakukan kesalahan. Aku percaya, semua yang kau berikan padaku adalah bentuk ka
pat disampingku. Memelukku erat sedari t
a wisuda Risna saja. Banyak orang menanti Risna disana,"
ra wisuda sudah selesai dua jam yang lalu." jelas R
u kalian ist
saat seperti ini. Saat seperti ini jauhkan diri
an menangis semakin kencang