icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Masa Lalu Istriku

Bab 10 Rapuh dan Ragu Lagi

Jumlah Kata:1090    |    Dirilis Pada: 23/12/2021

iang sampai sore. Kaku bisa pulang kalau Mbak Galuh sudah datang. Ke sini lagi sore, kalau Mama sudah mau pulang." sesekali Mama memperhatikan wajah Yumi

gal dunia, dia masih duduk di bangku SMP waktu itu. Adiknya juga meninggal dunia beberapa tahun sebelum mereka karena leukimia. Fixed, sebelum akhirnya menikah denganku,

knya di samping kanan tempat tidur Yumiko. Kedua bola matanya tergenang air bening k

yum tipis aku menjawab

Oh ya Juna, soal Eiffel kamu nggak usah terlalu khawat

ma sampai ke depan pintu. "Yakin, Mama ng

ku baru saja menanyakan, "Yakin, Mama n

besok ya

, M

ar besok pagi bis segar dan Eiffel pun senang,

, M

an berbisik mengancam, "Kalau sampai Mama lihat dengan mata kepala Mama sendiri, kamu

, Fellic

apan sep

sekali,

angnya. Sungguh, kagum pada diri sendiri karena masih bisa tabah dan kuat sampai sejauh ini. Bayangkanlah! Kalau sampai Ma

da Mama, Papa dan Mbak Galuh. Lebih tepatnya setelah pulang dari Australia untuk mengambil master seni dan fotografi. Mungkin itu terdengar lucu tetapi

, aku t

sudah hampir kembali masuk ke ruang perawatan Yumiko. "Mama ngg

*

k, t

falling in love sejak pertemuan ke tiga setelah perkenalan itu hingga---maaf jika terlalu jujur---sebelum Fellicia datang membaw

a dengan berit

ya termasuk virus yang menggerogoti raganya. OK. Itu bohong, aku tahu. Karena buktinya ketulu

n dalam. "Ya, semua terserah Lo, sih. Percaya syukur, nggak juga terserah. Yang penting gue udah ngasih tahu Lo gi

o dan video lama Yumiko. Bulu kudukku sampai setegak bulu landak ketika berhadapan dengan musuh

ang tanpa lengan. Di depannya ada seorang pria Jepang, memandangnya lekat

berseri-seri. Sampai di sini, aku benar-benar marah. Nyaris saja merebut ponsel Fellicia dan membant

baring terbentang di tempat tidur, tanpa selimut dengan mengenakan lingerie hitam. Sekitar lima belas detik setelahnya, seorang laki-laki naik ke tempa

plaa

ksa diriku dari berita kelam Fellicia. Memuntahkanku dari bingkai fo

Yumiko dalam keadaan baik-baik saja, aku beringsut turun dari sofa. Mendekati

*

an kening, menghunjamkan pandangan tajam penuh ta

ur. Mengambil tumbler merah jambu, membuka tutupny

kan kepala. "Lebih enak

k sehingga tak mudah untuk diriku sendiri mengartikan. Apakah sebenarnya aku mulai mempercayai berita yang dibawa Fellicia? Setidakn

h

n dia tak sanggup untuk membeberkan semua itu pada Mama tapi aku? Ya Tuhan, aku kan

anku. "Tidur lagi saja Mas, masih jam tiga ini. N

r la

sama sekali. Jangankan tidur, berbaring di sofa saja rasanya bera

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka