Masa Lalu Istriku
icaranya. Nada yang sangat langka dalam dirinya, membuatku terkesiap. Jauh di dasar hati, muncul sebentu
k, dengan akal waras! Kalau emang Yumiko seburuk itu, buat apa juga Mama ngenalin kalian? Ngedeketin malah, sampai akhirnya nikah. Tragedi banget lah, kalau mema
. Terutama saat menyambutku sepulang dari kerja. Hemh, aneh! Setajam itukah feeling Eiffel, sehingga bisa tahu kalau sebenarnya aku dalam kondis
angku dengan sedikit gugup, "Ya, tahu-tahu dia nangis g
masih berlinang air mata. Wajahnya terlihat sedih, berbeda jauh dari yang tadi saat aku baru saja sampai.
asku dengan maksud membela diri, "Ko
e dalam pelukannya, "Ya udah Mas, nggak apa-apa. Maaf, kalau aku terkesan curi
idup ini. Ah, kalian pasti tak percaya kalau kuceritakan yang sebenarnya. Di rumah, aku bukan tipikal suami dan ayah yang cerewet, galak, kasar, emosional atau sejenisnya. Terutama semenjak Yumi
h
h-olah itulah kenyataan yang ada. Seolah-olah, Yumiko memang eks kupu-kupu malam saat masih tinggal di Jepang dulu, sebelum akhirnya kembali ke Indonesia. Oh, Jepang ... Sekelam itukah masa
erlutut di depan kursi roda Yumiko yang berarti di se
*
sangat kusyukuri darinya, walaupun sakit tapi tetap berusaha sebisa mungkin untuk mempromosikan diri sebagai istri yang baik. Kadang-kadang aku sampai menangis terharu, jika mengingat semua kebaik
as, Eiffel s
, su
i aku bicara kera
ggak ap
ken
ku nggak apa-a
ukan? Karena itu berarti aku juga akan menyakiti Mama, Papa dan Mbak Galuh. Mereka lho, yang mendukung dan merestui pernikahan kami setelah Mama, tentu saja. Intinya, kal
seratus
tak perlu mengkhawatirkan apapun. Mama kenal betul bagaimana dia, Juna. Walaupun tinggal lama di Jepang tapi
pada Mama sebagai bentuk penghargaan atas itikad baiknya,
lumnya, "Ya, Juna. Pikirkanlah dulu matang-matang, jangan tergesa-gesa. Karena pernikahan ad
erasaan lega aku menyahut,
dan akhirnya berbisik lirih di telinga kananku, "Mama sayang kamu, Juna. Sayang Mbak Galu
tusuk duri mawar. Tidak terlalu dalam tapi menyakitkan. Sepertiny
untuk datang ke kantornya untuk makan siang bersama. Di sana tidak ada satu hal pun yang mencurigakan. Maksudku, profesi dan kantornya itu nyata. Bukannya fiktif atau semacamnya. Jadi, dalam hal
u, dulu? Ada apa dengan Fellicia, kenapa begitu tega menjatuhkan Yumiko sedalam ini? Ah! Nggak habis pikir rasanya. Sadar nggak sih
tok,
umiko memberi tahu dari depan pintu,
bertubrukan pandang dengan Yumiko yang terlihat sangat cantik. Maksudku, belum pernah dia secant
untuk terdengar normal, "Tolong bilangin ke Mama