Game of Destiny
dak terasa ia sudah memasuki semester lima dan masa perkuliahan yang membosankan ini akan segera berakhir. Setelah itu kem
k, tentu saja ia bisa. Melody bisa meninggalkan semuanya, tapi sayang wajahnya yang cantik dan pikirannya yang pintar tida
ga membuatnya hanya bisa dikenal sebagai adik dari Revano, bukan kekasih dari lelaki itu, apalagi teman maupun sahabat. Melody seharusnya sadar bahwa rasa y
nah kagum dengan Justin Bieber, hingga memiliki poster dan juga album Justin Bieber. Bodohn
in rasa itu membesar, rasanya semakin menguasai seluruh tubuh dan pikirannya. Bahkan Melodi bersumpah jika ia bisa dekat dengan Revano dan men
inya. Yang lebih parah, Melodi terlalu mudah menaruh rasa ilfil kepada cowok-cowok yang mendekatinya. Hatinya tetap pad
but sebagai manusia? Tetapi bukankah hidup di dunia hanya sekali, sudah seharusnya ia melakukan apa yang diinginkannya. Ia t
ti yang sudah diketahui. Pak Revano yang mengajar mata kuliah pagi ini, sedangkan yang cowok memilih tempat duduk palin
perasaannya pada Revano, tidak ada siapa pun orang yang mengetahuinya kecuali dirinya sendiri dan juga Tuhan. Melodi merasa dirinya sangat jahat, teman-temanny
mang tetangga, tetapi bagaikan minyak dan air. Rumahnya tidak lebih besar dari rumah anjing tempat Revano memeliharanya. Ia dan kelua
sudah menikah 2 tahun yang lalu, rumah tangganya dengan istrinya baik-baik saja. Mereka tampak harmonis dan Melo
tahun menikah, wanita itu belum memiliki anak. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari dia, seharusnya Revano tidak
Kuliahnya dari beasiswa, jika ia memanfaatkan semua ini, suatu hari nanti ia akan memiliki pekerjaan yang layak dan mungkin
a move on jika berada di dalam satu atap yang sama dengan lelaki itu. Di sela-sela kebimbangannya, ia mendengar ketukan sepatu pantofel memasuki ru
acun di apotek, dipikirannya racun itu bisa ditemukan ditempat penjualan obat-obatan biasa. Dia tidak berpikir bahwa racun yang bisa membunuh secara perlahan dijual di t
sekali membunuh istri Revano. Tanpa sadar bolpoin yang berada di tangannya terjatuh, ia hanya fokus pada pikirannya sendiri. Me
hatnya begitu tajam. Ujung jari kakinya mendingin, seluruh tubuhnya bergetar. Revano seperti tidak pern
ano tidak melihatnya. Ia mendengar suara Revano menjelaskan materi yang diberikan. Di saat itulah Melodi menggunakan matanya untuk melirik Revano, mungkin dia sa