Dersik: Begu Ganjang Telah Kembali
teh manis panas di atas meja. Di had
a tidak datang
jar dengan meja kayu di hadapannya. Sementara wanita tua itu memil
g dia duduki sendiri saat menjahit. Tidak banyak orang di rumahnya selama ini, ia tinggal berdua be
skipun Sunarni mempersilakan. Namun, mereka sungkan. Sebab, pemilik rumah y
aih kuping gelas, dan sedang meniup teh ya
dengannya. Karena usia Sunarni dan Dersik, h
dikitpun menua dari terakhir kali mereka berjumpa: 25 tahun yang lalu. Malah
jahmu? Bagaimana luka itu bisa hilang beg
minum teh buatan Sunarni, m
mengembangkan ilmuku tanpa lelah, begitu b
amatkan anaknya dari kobaran api ya
ua lelaki, menahannya untuk mendekat ke arah putranya berada. Saat itu, Dersik meraung-raung pada orang
entikan!"
tu masih hidup, walau d
atu jirigen penuh minyak tanah. Aswin sempat mengu
itu, tak bisa melakukan apapun selain berteriak m
tidak bersalah! Tolong ...! Ja
k sesaat, dia menggeleng pelan hingga akhirnya korek yang masih dalam kead
AR
mata Dersik, api langsung menyala merata. Me
pekik wanita itu deng
rena panas api yang membakar tubuhnya. Merenggut nyawanya perlahan, b
aku, si-alan! Kalian s
a merangkak lalu menepuk-nepuk tubuh Aswin dengan tangannya. Merasa panas, dia mencari cara dengan mencabut rerump