Obsession In Love
ng Arin mungkin karena dia menangis hingga ketiduran dan belum makan siang. Biasanya Alf
berdiri di depan wastafel terlihat lehernya yang terdapat tanda merah aki
dengan kepalanya yang sakit Arin tetap mandi dengan air dingin. Setelah selesai Arin
hat tasnya masih tergeletak di lantai pun mengambilnya. Arin melihat roti yang tadi p
a, kami sudah menyiapkan makanan untuk Anda. Tuan berpesan agar Anda s
akan roti tetapi itu tidak cukup untuknya. "Pak apa ada obat sak
na, saya akan membe
a hanya pusing setelah minum ob
enak, "Baiklah Nona
kemudian Alfred kembali ke ruang makan dengan membawa obat yang Arin minta. Arin
ntuk mencari cenah rumah itu. Tetapi rumah itu dijaga sangat ketat di setiap sudut
nafasnya. Lagi-lagi dia hanya bisa merenungi nasibnya yang si
makasi
saya member
leh
ebenarnya sangat baik dan Nona adalah wanita perta
membantu saya untuk pe
ini, dan kalau pun itu terjadi Tuan pas
ini diawasi oleh CCTV, Arin semakin lemas
kamu lakuka
in, "Ti-tidak ada Pak
u sepuluh menit kita ak
ak," jaw
dua. Arin membuka lemari dia mengambil rok berwarna biru dengan atasan
ir akmgar tidak terlihat pucat. Setelah selesai A
amuel membuat Ari
i ke arah Samuel. "Maaf Pak," ucap
tidak akan memberitahunya. Laki-laki itu begitu menyebalkan bagi Arin. Per
Setelah kurang lebih tiga jam mobil itu pun berhenti di sebuah pekarangan rumah. Rumah yang dikelilingi perkebuna
ng Samuel panggil Paman Erwin. "Selamat datang Tuan M
na, Paman?"
ang keluarga, mari say
emui seseorang yang Samuel panggil Kakek. Rumah yang tidak lebih besar dari milik Samuel itu justru
duduk dengan memegang tongkatnya. Arin melihat senyum Samuel yang sanga
ak memberi kabar?" tanya Kake
el kemari tiba-tiba?"
u saja
l," ucap Samuel. Arin langsung mencium tangan
sofa di sisi kanannya. Arin tersenyum lalu duduk di samping s
jawab sing
istrimu kemari," ucap Kakek Indra menepuk
cepa
nya kepada Ar
kek tidak perlu ikut campur," balas S