Gadis
sa santai. Bu Maya duduk di bangku depan, sementara Rey mengemudikan mobil dengan penuh konsent
r-benar menunjukkan bahwa kamu lebih dari sekadar office boy
erikan yang terbaik untuk perusahaan," Rey
Bagaimana kalau mulai sekarang, kamu jadi sopir pribadi
asa senangnya. "Sopir pribadi? Wah, itu luar bia
aya butuh seseorang yang bisa diandalkan dan kamu sudah membukti
g terbaik untuk peran baru ini," Rey
osong, atau jika kamu lebih suka, ada kamar lantai atas dekat dapur bersebelahan
ar yang bersebelahan dengan Surti. Saya merasa lebih nyaman jika ada oran
an dia bisa diandalkan. Saya rasa kamu akan merasa betah di
elayang. "Saya penasaran, Bu. Apa alasan Ibu menginginkan saya tin
n. Selain itu, sebagai sopir pribadi, lebih mudah jika kamu tingga
sangat berterima kasih atas kesempatan ini. Saya
a Surti untuk menyiapkan kamar untukmu," Bu Maya berkata sambil me
irkan mobil dan membantu Bu Maya keluar. "Terima kasih, Rey. Kam
mbantu," Rey menjawab, merasa bangga b
ecil. Namun, pikirannya masih terfokus pada rencana baru yang akan datang. Dia merasa bahwa tinggal di
anya. "Rey, saya ingin kamu bertemu dengan Surti sebentar.
armo Satelit Surabaya. Tak berapa lama mereka s
turun!" Pin
ba di dekat ruang dapur, Surti keluar. "Selamat
al di sini mulai sekarang. Tolong tun
ebelahan dengan kamar saya. Kamarnya cukup nyaman,
besar namun bersih dan rapi. "Ini dia. Kamar ini memiliki jendela yang menghadap
sih, Surti," Rey menjawab, merasa
anya, ya. Saya biasanya di sini jika Ibu butu
untung. "Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa
berubah menjadi lebih baik. Dia siap untuk menghadapi tantangan baru
taksi berhenti di depan rumah. Dari dalam taksi, Gadis melangkah keluar dengan penampilan yang stylish dan sedikit angk
Maya, segera menghampiri Gadis. "Selamat datang, Nona! Mari saya
tak acuhnya. Dia melangkah memasuki rumah tanpa melihat sekeliling. Rey yang sedan
tang Gadis dari Surti, anak Bu Maya yang baru pulang dari Bandung. Sifatnya yang urakan
dis yang berjalan masuk ke rumah. Dia ingin tahu lebih banyak tentang
lesaikan tugasnya. "Mungkin lebih baik jika saya tidak terlalu menca
esi wajah yang tidak menunjukkan minat pada apa pun. Rey masih me
a, suaranya terdengar datar. Rey terkejut mendenga
Apa yang bisa saya bantu?" Rey menjawab,
rahat," Gadis menjawab tanpa memandang Rey, seolah
kkan perasaannya. "Baik, jika ada yang diperlukan, silaka
di kursi santai dengan tatapan kosong, merenungi pikirannya. Rey bisa merasakan ada s
Bandung?" Surti bertanya saat dia ma
njawab singkat, suaran
u begitu, istirahatlah dulu.
dia tahu bahwa sikapnya yang cuek membuat banyak orang menjauh. Rey memutuskan
untuk menyemprotkan air ke halaman untuk membersihkan debu. Di
endekati Gadis, tetapi ragu karena sikapnya yang dingi
di Bandung, tempat di mana dia merasa lebih bebas dan tidak terikat oleh harapan orang lain.
nya. Dia menoleh dan mendapati Rey sedang membersihkan halaman. "Ada
. Hanya... saya sedang bekerja," R
kukan saja pekerjaanmu." Dia berusaha terlihat cuek, m
Dia tahu bahwa di balik sikap cueknya, pasti ada cerita yang lebih dalam. Namun, untuk saat ini, dia
*