icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terjerat Gairah Terlarang

Terjerat Gairah Terlarang

icon

Bab 1 1

Jumlah Kata:1022    |    Dirilis Pada: 13/01/2025

amu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Rumah terasa sepi, lampu-lampu

ekat, menemukan seorang perempuan berdiri di depan wastafel, mencuci tangan dengan gerakan

a mendekat dan memeluk pe

h bangun?" bi

rempuan itu berbalik, dan seketika wajahnya ters

i terdengar pelan, na

ung. "Rani? Maaf... aku pikir kamu..." Ucapannya menggantu

ya ikut bersemu. Suasana jadi canggung. Keduanya hanya berdiri di

berkata apa. Situasi ini terlalu aneh,

m-malam?" tanyanya akhirnya,

nnya dengan lap kain. "Tadi aku haus, M

pandangannya ke wastafel, ke gelas di tangan Rani, ke mana saja selain ke adik iparnya itu.

ak udah tidur dari tadi," tanya Rani, nada su

lesaikan." Dia melirik pintu kamar di ujung lorong. "Istriku

pek juga. Tapi, Mas... tadi peluk aku k

petir di malam tenang. "Aku-aku kira kamu istri

atanya yang sulit diterjemahkan. "Mas Arga, kalau aku bilang aku enggak k

munculkan rasa bersalah yang dalam. Dia tidak tahu harus menjawab

jawabnya akhirnya, suaranya pelan namun tegas.

nyum getir. "Aku tahu, Ma

perasaan kacau yang sulit dijelaskan. Dia hanya bisa berdiri di sana, menatap bayangan adik ip

sambil menatap langit-langit kamar. Wajah Rani terus muncul di ben

enggak keberatan tad

rusnya ada. Arga menggigit bibirnya, mencoba mengusir pikiran itu. Dia menoleh ke is

gung. Rani sedang menyiapkan sarapan, sementara ist

Rani lembut, meletakkan

knya, mencoba bersik

sesuatu-seperti aliran listrik yang membuatnya mendadak salah tingkah.

erkata santai, "Rani itu perhatian banget, ya? Untung ada d

sakan tatapan lembut dari adik iparnya itu. Ada sesuatu di antara mereka-sesua

n ponselnya, Rani berbisik pelan

aku ya, kalau ucapanku b

buru-buru menunduk. "Enggak

anlah hal yang mudah. Apalagi ketika mer

an cermin ketika Ayu, istrinya, masuk

ari ini, dia bakal tinggal di sini," ujar

natap Ayu melalui pantulan cermin de

lihat dia. Dia kan lagi butuh tempat tinggal sementara, apalagi sekarang

pi. "Tapi kenapa enggak ngomong dulu sama aku? Ini rumah ki

al masalah. Dia adikku sendiri, Mas. Lagi pula,

ta yang tepat. "Bukan soal it

ek. Tapi, tolong ngerti ya, Rani itu enggak punya tempat lain. Lagian,

kejadian di dapur malam itu, ia merasa hubungan mereka jadi canggung. Da

s, tenang aja. Rani enggak bakal merep

ar dari kamar. Dia terduduk di tepi ranjang, menatap d

a ia akan menjalani hari-hari dengan Rani berada begitu dekat, sementara i

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka