Istri 2 Milyar
yang sudah ia sepakati tampak semakin menekan hatinya. Meski ia berusaha untuk fokus pada tujuan akhir-biaya kuliah adiknya yang sangat ia butuhkan-ketegangan yang dirasak
a menyembunyikan kenyataan yang kini harus ia hadapi. Ia menoleh ke meja kecil di dekat jendela, di mana ponselnya tergeletak, menunggu pesan-pesan berikutnya dari Reza
erjerat dalam permainan besar. Namun, seiring dengan perasaan cemas yang semakin dalam, muncul sebuah pertanyaan: apakah ini keput
kan langkah pertama. Aku akan mengatur jadwal kita untuk sesi foto di sebuah acara sosial yang besar. Kita
umit dan semakin menyedihkan. Alisa menggigit bibir, menekan perasaan yang ingin ia luapkan. Ia membalas pesan itu dengan
nya aku sudah menalaknya tinggal menunggu surat cerai saja. Dan jangan memanggilku pak, pangg
ta dalam buku tersebut terasa kosong. Otaknya tak bisa fokus. Ia terus terbayang akan dunia baru yang akan ia masuki, dunia di m
*
arnya, yang duduk di seberangnya. Meskipun keduanya sudah melalui banyak pergulatan di keluarga, Karin merasa ada keuntungan yang bisa didapatkan da
dengan suara lembut, meskipun ada kilatan keseriusan di ma
atau pendukung di sekitarnya. Semua yang dia lakukan sekarang cuma untuk menutupi kekurangan kel
terpisah? Kamu tahu, Krista, aku selalu merasa bahwa kamu adalah satu-satun
ngendalikan orang-orang di sekitarnya, ia tidak bisa menahan rasa takut akan kemungkinan-kemungkinan yang
da kebenciannya terhadap Alisa, yang ia anggap sebagai ancaman bagi keluarganya. Dengan segala cara, ia bertekad un
ia lakukan bukan hanya untuk membalas dendam pada Reza, tetapi juga untuk meraih kembali kekuasaannya. Ia harus mem
*
layuti dirinya. Sesi foto yang dijadwalkan Reza akan diadakan di sebuah acara sosial besar yang penuh dengan selebritas dan tokoh publik. Ia membayan
ada rasa cemas yang begitu mendalam. Sementara itu, pikirannya kembali melayang ke keluarga kecilnya-adiknya yang sangat ia sayangi. Seti
sudah ia pilih, dan ia harus berjalan dengan penuh keyakinan, meskipun hatinya terasa kosong. S
ri kalangan atas. Semua mata terarah pada mereka saat Reza menggenggam tangan Alisa dengan tenang. Alisa mencoba menjaga ketenangann
akrab. Setiap kali ada kesempatan, Reza menyarankan agar mereka berpose bersama untuk foto-foto media sosial. Alisa menuruti
an yang tak terbantahkan. Namun, di dalam hati Alisa, semakin lama ia sem
sakan bahwa jalan yang ia pilih kin