Dendam Istri yang Diselingkuhi
jalan sama sekretarisnya. Mana gandengan
man tangannya yang mendadak tak bertenaga. Walau begitu, untungnya ponsel itu terjatuh ke atas kasur
katnya, rasa sesak langsung menguasai dada wanita ini. Menimbulkan riuh
ari--" Suara itu tak lagi terdengar tatkala si empunya ponsel sudah m
gan terdengarnya suara teriakan yang menggema
*
u sebel
mu beneran gak bi
a, "Maunya, sih, mau, Sayang. Tapi kamu, kan, tau sendiri kalo aku ada jadwal meeting sama klien dari Jepang. Andai aja ini bu
pergi sendiri aja nengokin mami. Anyway, kalo kerjaanmu selesai lebih cepat, kamu mau gak nyusulin aku sekalian jemput? Mami pasti seneng liat anak menantun
Sembari membuka jubah tidurnya dan menyisakan lingerie hitam yang melekat di t
kita belum dipercaya juga sama Tuhan. It mean, aku sih slow aja. Dikasih aku terima, kalo belum pun ya kita bisa
lah. Kamu inget gak terakhir kali kita usaha itu kapa
ikan bahunya saja pertanda tak tahu. Menyebabkan Utari mendecak sebal
*
al sang suami yang terciduk sedang berjalan dengan sekretarisnya sendiri. Terlepas dari benar atau ti
madu kasih, kamu justru malah cuek cuek saja. Aku pikir karena kamu lagi sibuk sama kerjaanmu, tapi ternyat
utuhan Theo walau ada asisten rumah tangga yang bisa disuruh-suruh. Tetapi khusus melayani suaminya, Utari selalu melakukannya sendiri sebaik mungkin. Bahkan Utari pun rela meninggalkan ka
perti itukah Theo membalasnya? Berselingkuh dengan sekretarisnya sendiri
a hanya demi egomu semata. Dan sekretarismu itu! Apa dia bahkan rela rela saja dipaca
layangkan berhasil telak mengundang kemunculan
menggedor pintu yang memang belum sempat Utari lepas kuncinya, Dian
ndungan. Hatinya serasa dicabik-cabik setiap kali ucapan demi ucapan temannya tadi terngiang di telinga. Walau belum tentu apakah Th
kan telinganya ke permukaan pintu, sayup-sayup Diana pun mendengar suara isak tangis dari dalam sana. Me
gusar. Disusul dengan ia yang sigap berteriak mem
pis yang tak lain adalah adik Utari pun
i! Ada
iah. Minta kunci cada
Mi? Pintunya mac
na kesal. Bukannya segera melakukan perintahnya, anak lelakinya itu malah sok banya
lekas berlari ke dapur mencari Bi Diah. Sesuai suruhan maminya, ia meminta kunci c
ru-buru merebutnya dan bergegas membuka pintu kama
n situasi pun tentu hanya bisa mengamati dari ambang pintu sembari berkacak pinggang. Sedangkan Diana, dia kini sudah beringsut menghampiri
ndengar kalimat sang anak, mata Diana pun melebar