Gairah Tersembunyi
nggil namaku deng
akinya tersandung kursi hingga tak sen
tu sontak menghentikan akti
ak Sandra dari da
kut jika Sandra akan marah setelah mengetahui bahwa diriny
bali bertanya. Suaranya terdenga
uk. Aku cuma mau balikin charger ka
unggu di ruang tamu aja. Aku bentar lagi selesai kok," katanya
canggung, sekaligus tak tahu harus berkata apa nantinya. Ia mencoba mengalihkan pikirannya dengan me
memanggil namaku dengan mendesa
edang membayangkan salah satu adegan panas yang i
.... Ingin aku melakukan
rlihat begitu frustrasi dengan p
anduk dan pakaian santainya. Pipinya sedikit memerah, mungkin karena baru saja man
desah ya? Gawat! Ini gawat! Bisa-bisa dia ilfil dan berpi
ndekati Arif da
amu datang," katanya, suaranya te
maaf. Aku nggak bermaksud... maksudku, aku ngg
a-apa. Aku tahu kamu nggak sengaja. Tapi lain kali, kalau pintunya kebuka, ketu
at. "Iya, aku janji
sesaat, hingga Sandra
aru ketangkap basah nyo
canggung. "Aku cuma ngg
ngan lembut. "Aku nggak salah paham. Tapi kalau kamu me
. "Deal. Makan ma
**
nghabiskan malam di pasar malam yang baru saja buka di dekat rumah mereka. Selain mencic
tangan, dan pedagang yang sibuk menawarkan dagangannya. Udara malam terasa segar, bercampur dengan aroma makanan yang meng
henti-hentinya menghiasi bibir mereka. Seolah melupakan kejad
ari menunjuk ke arah wahana yang berputar perlahan de
arah jari Sandr
roda raksasa" jawab A
ersenyum malu
naik itu?"
ku, ya! Aku pasti berani. Tapi kalau kamu ta
Aku sih nggak takut. Ayo
rdampingan dalam salah satu gondola yang berayun perlahan. Saat roda mulai berge
erpesona oleh kelap-kelip lampu
rhatikan ekspresi kagum yan
katanya
h melihat ke luar, matanya ju
ejukan yang membuat Sandra menarik napas dala
takut keti
f santai. "Yang aku
rnyit, penas
lum menjawab dengan nada main-main, "Ta
renyah. "Kamu p
awab Arif denga
hi pasar malam. Mereka mencoba permainan lempar bola, menantang diri untu
nekanya buat kamu," k
kalau kalah, kamu yang tra
embakan, akhirnya ia berhasil menjatuhkan cukup banyak balon untuk m
anya, menyerahkan bo
ngan senyuman. "Makas
gan gemas mengacak-aca
ain, perut mereka
au makan apa nih
jejer. "Aku sih pengen yang pedas-pedas. Gi
tuju! Apalagi tahu bulat yang b
esar. Bunyi "kress" terdengar saat tahu-tahu itu masuk ke minyak panas. Setelah membeli beberapa b
pasar malam kayak gini," kat
yak yang b
nnya. "Iya, kadang kita nggak butuh tempat mewa
Iya. Yang penting bukan tempatnya, tap
***
e Co