Pernikahan Yang Dikhianati
rlap di bawah cahaya malam. Meja panjang berlapis kain putih dihiasi lilin kecil dan bunga mawar merah yang tertata rapi di
ikmati makanan pembuka. Adrian duduk di sampingnya, sesekali tersenyum canggung setiap kali m
ang terdengar terlalu sopan hingga terasa menusuk. "Bagaimana per
Adrian, Tante. Kami ingin tema yang sederhana tapi
bil melirik ke arah suaminya. "Adr
rkata apa-apa. Aruna merasa sedikit jang
akin berat. Suara dentingan sendok dan garpu seolah menj
, kali ini lebih tegas. "Kami perlu memb
ng daging di piringnya. "Apa itu, Tante?" tanyanya deng
i telah mempertimbangkan ini dengan sangat hati-hati. Setelah dis
g baru saja didengarnya. Ia menatap Adrian, berharap pria itu akan menyangkal atau setid
rgetar. "Pernikahan ini sudah direncanakan. Undangan ham
ngin yang terbaik untuk keluarga ini, Aruna. Dan setelah mempertimbangka
? Apa maksud Om? Apa s
una. Ini tentang masa depan keluarga kami. Kami membutuhkan seseorang yang bisa memberikan kontribusi lebih
-kata itu dengan nada tidak percaya.
, meskipun nadanya sama sekali tidak terdengar tulus.
h, tetapi juga karena penghinaan yang baru saja ia terima. Ia menatap Adrian dengan air math rasa bersalah. "Maafkan aku, Aruna. Aku tidak punya piliha
ka yang tidak bisa melawan ibumu? Apakah kamu pernah benar-benar menci
pi Aruna segera menariknya. "Maaf, Ar
kan harga diriku, mempermalukanku di depan umum, dan sekarang kali
mereka, tetapi Aruna tidak peduli. Ia menatap k
ya sambil mengambil tasnya. "Dan kalian tidak
dan keluarganya dalam keheningan yang tegang. Di luar restoran, udara m
nahan air matanya. Tapi tangisnya akh