Skandal Di Lantai 26
n siapa-siapa di hidup Raka. Tidak ada tempat untuknya di samping pria itu, dan t
dengan menangis atau berangan-angan. Ia punya tanggung jawab besar, membayar tagihan
etak di hadapannya. Ia tahu pasti dari mana asalnya, dari Raka. Namun, hatinya masih berat meneri
pagi. Nadin meraih ponselnya dan men
bagaimana keadaanmu? Jangan terlalu memikirkan biay
tegas. "Aku akan pastikan semua selesa
ia rasakan. Setelah menutup telepon, Nadin menarik napas
sekolahku belum dibayar. Kata guru, kalau sampai akh
tahu. Ini uangnya." Nadin mengambil sebagian uang yang ada di amplop menghitu
agu sejenak. "Ini u
kan. "Itu bukan urusan kamu. Pokoknya, semua sudah Kaka
layar: Pak Burhan, rentenir yang telah menekan keluarga mereka selama satu
an penuh ancaman. "Kamu sudah punya uang? Hutang itu nggak b
k Burhan, saya sudah atur semuanya. Hutang rumah sakit ibu saya sudah sa
. "Ha, jadi kamu serius? Kamu kira bisa b
Pak. Semua akan dibayar lunas. Saya bukan orang yang suka berjanji tanpa men
gkin tak menyangka Nadin akan b
menjawab. Suaranya tak terdengar lagi seperti biasa yang
adin singkat, dan
di tekad. Tidak ada yang bisa menghalangi jalannya sekarang. Ia tahu betul apa yang harus dilakukanny
meraih tasnya, dan keluar
dirinya sendiri saat memeriksa slide terakhir di lap
sekilas bertemu dengan Nadin, tapi ia hanya mengangguk dingin. Nadin tidak bereaksi. Ia
i waktu produksi sebesar 15% dan menghemat biaya operasiona
rman mengangguk puas. Namun, Nadin tidak me
berjalan berdampingan dengan direktur lainnya. Nadin tetap tinggal sebentar untuk member
Raka," sesungguhnya sedang mencuri pandang ke dalam ruang rapat. Ia melihat Nadin
dari ruangan, Gio dengan seny
tanya ringan, menyandarka
mengenalnya dari pesta perusahaan, tapi tidak menyangka akan bert
gekor di sampingnya, mencoba mencairkan suasana. "Kamu
eh dengan alis terangkat. "It
p saja pujian. Apa itu mel
gi yang perlu dibahas, saya permisi." Ia m
senior manager. Pembicaraan mereka terhenti sejenak ketika ia melihat G
, dan tahu persis apa arti bahasa tubuhnya. Gio jarang tertarik pada wan
ntar salah satu senior manager, m
mengikuti langkah Gio dan Nadin hingga mereka
, sampai di depan pintu tanpa mengetuk seperti biasa Gio ma
seenaknya, Gio,"
u cuma mampir. Lama nggak ngobrol. Satu tahun aku tidak menggangumu bekerja. Terny
men di tangannya. "
rsi. "Nggak banyak, cuma s
gkat alis.
presentasi ," jawab Gio langs