LUKA DI BALIK CINTA
i luar jendela, langit biru cerah mengiringi pagi yang sempurna. Suasana di rumah penuh dengan tawa, kegembira
erpenting dalam hidupnya, hari di mana ia berjanji untuk menghabiskan sisa hidupnya bersama Daniel. Namun, ada sesuatu yang
elakangnya, disertai dengan pelukan hangat yang mengejutkannya.
sekali," jawab Clara, matanya menyira
lara menangkapnya, tapi ia memilih untuk mengabaikannya. "Ka
hatinya bertanya-tanya, apakah benar ia s
pkan janji setia di depan keluarga dan teman-teman dekat mereka. Semua orang tersenyum, menyaksikan dua jiw
ara merasa seakan dunia di sekitar mereka terhenti, hanya ada dirinya dan Daniel. Namun, meski
romantis mengalun lembut, dan semua tamu menikmati suasana yang meriah. Namun, d
an, meski pertanyaan itu seharusnya tidak per
aan tersebut. "Tentu saja. Kau tahu aku bahagia, C
isa dia singkirkan. "Aku senang mendengarnya," jawabn
ereka. Clara duduk di pinggir tempat tidur, menatap suaminya yang sedang melepaskan dasinya.
eda," Clara membuka percakapan dengan hati-hati.
ng sulit dibaca. "Apa maksudmu?" katanya, sua
a-kata yang tepat. "Aku tidak tahu, hanya.
khawatir. Ini hanya perasaanmu saja. Hari ini adalah hari yang luar biasa, bukan?" ja
idakpastian. Ia tidak tahu apa yang salah, tapi
yaan yang belum terjawab. Dia ingin merasa bahagia, tapi ada sesuatu dalam dirinya yang tidak bisa meni
buat Clara semakin terjaga. Ia menggenggam tangan Daniel, merasakan kehang
anya pada sebuah pertanyaan besar yang belum bisa ia jawa
ar pengantin mereka. Ia membuka mata, merasa sedikit bingung antara kenyataan dan mimpinya sem
esunyian pagi itu. Ia sudah duduk di pinggir tempat tidur, mengenakan kaus oblong d
mbunyi di balik matanya. "Pagi, sayang," jawabnya pe
apa, Clara? Kau tampak sedikit murung," katanya
yang mengganjal. "Tidak, aku baik-baik saja. Hanya sedikit lelah.
an mulai terlihat seperti nenek-nenek yang lelah." Ia meme
semakin menekan dadanya-perasaan yang ia tak tahu harus diungkapkan kepada siapa. Ia merasa seola
. Clara mencoba untuk menenangkan dirinya, mengingatkan bahwa perasaan yang muncul adalah hal biasa
. Clara menangkap sekilas ekspresi wajahnya yang berubah ketika menatap la
ang. Ada urusan kantor," kata D
merasa sedikit tergores. "Tentu, tidak ma
ggalkan kamar. Clara menatap pintu yang tertutup, perasaan aneh
tiba, suara langkah kaki terdengar dari luar, dan Clara tahu Daniel baru saja kembali. Ia bangki
yang Clara kenali sebagai Rina, rekan kerja Daniel yang sering ia dengar namanya disebut. Mereka tampak sangat
"Hai, Clara. Selamat ya, har
Kita belum sempat ngobrol banyak di pesta tadi malam," jawab Clara, berusaha
a mengantar Rina ke mobilnya. Dia baru saja menyelesaikan beberapa pek
ang. Semoga kita bisa ngobrol lebih banyak di lain
suaminya dengan tatapan tajam yang sulit disembunyikan. Dan
kan?" tanya Daniel, namun suara kekhawatiran di balik
dah lama ingin ia ajukan. "Daniel, apakah kau merasa... ada yang berbeda dengan
lalu menghela napas, "Clara, kita baru saja menikah.
ang tak bisa ia jelaskan. Kenapa ada jarak di antara mereka? Kena
a merasa ada sesuatu yang tak terucapkan di antara
mbut. "Jangan khawatir, sayang. Ini hanya perasa
taan yang selama ini ia harapkan. Ia mencoba percaya pada kata-kata Daniel,
a luka yang tersembunyi di balik cinta yang tampaknya sempurna
ambu