DI BALIK KEBAHAGIAAN PALSU
visi terdengar dari ruang keluarga, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaa
a bersikap normal. Namun, h
hantuinya sejak pagi tadi. Sejak insiden ponsel itu, Adrian tahu Rania mu
awa secangkir teh dan duduk di sofa tanpa sepatah kata pun. Adrian berusaha mengamati gera
tanya Adrian, mencob
anya tetap terpaku pada la
ia akan menceritakan detail kecil dari kegiatannya sepanjang hari,
kin terasa. Adrian berusaha menga
ang lumayan ribet. Aku sampai harus lembur,"
engaduk sayurnya tanpa benar-benar memakannya
pelipisnya. "Iya, proyek baru soalnya. Banyak yang
ap datar tetapi matanya kini menatap lurus ke arah A
gup kencang. "Ran, aku kerja b
i senyum itu. "Masa depan kita, atau masa depan orang
i dirinya, tetapi ia tidak tahu sejauh mana
gin apa?" tanyanya, me
Aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan. Jadi, kenapa k
mpuh. Ia ingin membela diri, tetapi
ania, tatapannya tajam seperti belati. "Dan jangan bilan
ui. Aku salah. Tapi aku minta kamu dengar dulu penjelas
"Tiga bulan, Adrian. Itu
strinya menariknya. "Aku tahu aku salah, Ran
apa baru sekarang kamu bilang nyesal, Adrian? Karena a
benar. Penyesalannya hanya muncul setelah
Adrian duduk sendirian di ruang keluarga, memandangi foto pernikahan mere
kan tidak lagi aman. Kini, ia hanya bisa berharap Rania masih memi
a. Jarinya melayang di atas tombol "hapus", tetapi ia tidak bisa melakukan
, nama Maya terpampang jelas di sana. P
epastian. Sampai kap
nya terbelah-di satu sisi ia ingin memperbaiki hubungannya dengan Rania, tetapi di s
engetik
sa terus seperti in
pusnya. Tangannya gemetar. Ia tahu apa pun y
ngan erat, berusaha menahan tangis yang terus mengancam keluar. Hatinya
meja samping. Sebuah p
Kalau kamu butuh tempa
ngetik b
menyerah, tapi aku juga mau melawan.
, Nadya
mau, kita bisa cari tahu apa sebenarnya hubungan Adrian sam
? pikirnya. Ia tahu Nadya benar. Tapi seberapa jauh ia siap
perti biasa, memasak sarapan untuk Rania dan dirinya sendiri. Namun, kehening
n saat melihat Rania hanya mema
Adrian dengan pandangan d
us bicara. Aku tahu aku salah, tapi a
tajam. "Kamu mau memperbaiki? Atau kamu cuma taku
anan. Aku sayang kamu," jaw
uh sarkasme. "Kamu bilang sayang s
m. Ia tidak p
ng lagi," lanjut Rania. "Aku butuh waktu un
kit dari meja, meninggalkan sarapannya yang masih utuh. Ia menuju kamar
rapan bisa mencairkan suasana. Ia merasa hampa, tetapi juga penuh rasa bersalah. D
ponselnya, membuka pes
ra. Ini nggak bi
a. Ia tahu pertemuan ini akan menjadi penentu-bukan hanya untuk
nya bercampur dengan aliran air. Aku nggak akan membiarkan diriku hancur begini, teka
dak bisa memberikan kejujuran, ia sendiri yang akan menca
emua tentang Maya. A
d yang baru. Di tempat lain, Adrian merasa semakin terjebak dalam kebohongan yang ia ciptakan.
ambu