BAYANG-BAYANG PENGKHIANATAN
ya terombang-ambing, mengingat dua wanita yang mengisi sebagian besar ruang hatinya: Melani, istrinya yang setia da
kat, tetapi semakin banyak pesan itu, semakin berat rasanya. Semakin besar beban yang harus ia pikul. Ad
elnya berbunyi
in bertemu. Rasanya aku t
ara rasa bersalah yang membebani dan hasrat yang tidak bisa ia tahan lagi. Rina adalah godaan y
lalu mendukungnya, yang selalu berusaha menjaga keharmonisan rumah tangga mereka. Ia merasa terjebak dalam kebo
Aditya mengambil ponselnya dan
a. Tapi aku tidak bisa terus begini
kemudian, pesan
ti siapa pun, Aditya. Kita
sesuatu yang sudah lama ia pendam dan ingin didengar. Apa yang terjadi di antara mereka bukan sekadar kesalahan. Itu adal
a yang Melani berikan padanya, betapa banyak pengorbanan yang ia buat untuk keluarga merek
anya dengan tergesa-gesa. Ia butuh waktu untuk berpikir, untuk memahami apa yang sebenarnya ia inginkan. Namun, en
enyum hangat. Tapi senyumnya kali ini tampak sedikit lebih lelah. Mungkin ia
Melani, dengan lembut, sambil me
rsalahnya semakin besar. Ia ingin mengakui semuanya, mengungkapkan ap
ua baik-baik saja," jawabnya, berusaha ters
alam. Ia tidak memaksa, tapi Aditya tahu bahwa ia semakin merasa terjepit
ikirannya kembali mengarah pada Rina, dan apa yang sudah mereka lakukan. Ciuman pertama mereka di
erbunyi lagi. Kali in
erbeda, Aditya. Apa
tuk menghadapi kenyataan ini, tapi ia tahu bahwa suatu saat Melani
ginya. Begitu banyak kenangan indah yang mereka buat bersama. Tapi Rina, Rina memberikan perasaan yang belum p
saling berbenturan. Dua wanita yang sama-sama ia cintai, namun dengan cara y
tar, ia mengetik b
ani. Aku tidak tahu h
ersalah yang semakin menumpuk membuatnya merasa semakin berat. I
idup Melani dan Rina. Dan entah mengapa, ia merasa semakin terj
aduk. Ada rasa takut yang menggerogoti setiap pikiran, tetapi di sisi lain, hasratnya pada Rina juga semakin sulit dibendung. Ia merasakan kelela
. Melani tidak pernah seperti ini sebelumnya, selalu sabar dan penuh pengertian, namun belakangan ini, ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Adi
dang duduk di tempat tidurnya, menatap kosong ke arah jendela yang menghada
asing di telinganya. Tidak ada jawaban dari Melani,
tidur. "Sayang, aku tahu kamu merasa ada yang aneh b
an penuh ketegasan yang jarang ia tunjukkan. "Waktu untuk apa, Aditya? Unt
? Apa dia benar-benar merasakannya? Atau mungkin dia hanya menebak-neba
dengan suara pelan, berusaha mencari kata-kata yang tepat. "Aku m
da sesuatu di balik senyumnya ya
Apa yang lebih penting bagimu, pernikahan kit
Rina. Tapi bagaimana ia bisa menjelaskan perasaan yang semakin membingungkan ini? Rasa terhubung yang ia rasakan dengan Rina tidak bi
gkan kepala, suara kecewa melingkupi dirinya. "Aku mencin
ng mulai berkaca-kaca. "Aku buka
a kita." Ia berhenti sejenak, menarik napas dalam. "Tapi aku juga punya
a, tapi ia selalu tahu bagaimana mengekspresikan perasaannya dengan cara yang halus namun taja
gan kamu, tapi aku juga... aku juga takut kehilangan diriku sendiri."
a jatuh. "Kalau begitu, temukan dirimu, Aditya.
uk sesaat. Ia tahu bahwa kata-kata Melani adalah peringatan. Jika ia tidak seg
h kenangan pahit sekarang. Ia merasa tidak pantas berada di sana, dengan perasaan bersalah yang
in berlari, ingin melarikan diri dari semua ini, tetapi ia tahu itu tidak mungkin. Terkadang, dalam hi
bunyi lagi. I
aku rin
ginan yang mendalam. Ia merindukan Rina, merasa terhubung dengan wanita itu dengan c
ayar ponselnya. "Aku tidak tah
berlalu sebelum
. Tapi aku tahu satu hal, ki
n kuat. Apa yang harus ia pilih? Melani, yang telah bersamanya se
akin terjebak dalam dilema y
ambu