icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

JANJI YANG TERKHIANATI

Bab 3 Pertemuan yang Tak Terduga

Jumlah Kata:1522    |    Dirilis Pada: 25/11/2024

berusaha mengalihkan pikirannya, tenggelam dalam pekerjaan yang menumpuk, namun bayangan Nadia dan percakapan mereka malam it

lewati saat ingin berpikir. Tempat itu sepi, hanya ada beberapa meja yang terisi oleh pelanggan tetap. Ardi duduk di s

ang sederhana, dengan rambut panjang yang tergerai dengan anggun. Ardi menoleh sejenak, tidak sengaja tertarik

ng berseberangan dengannya. Ardi merasa seperti ada magnet yang menariknya untuk mende

mendekati mejanya. "Maaf, apakah kursi i

it bingung. "Oh, iya,

rsi. "Terima kasih," katanya sambil menyandangkan senyum di wajahnya. "Aku Lila, by the way

i. Aku sering ke sini unt

nya menyiratkan rasa ingin tahu. "Kapan pun aku butuh waktu un

a dalam beberapa waktu, Ardi merasa seperti dirinya sendiri lagi, tanpa beban dan tanpa tekanan. Lila memiliki cara bicara ya

ring ke sini lebih sering sekarang. Menemukan tempat yang begitu

Terkadang, kita memang butuh te

a membiarkan dirinya terlalu terlarut dalam percakapan dengan wanita ini. Ia me

anan hidupnya, dan tentang cita-citanya. Ardi merasa seperti menemukan seseorang yang mengerti dirinya, yang bisa diaj

reka bertemu, ada perasaan yang tumbuh di dalam dirinya-sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan. Lila bukan

pulang bersama di sepanjang jalan yang sepi. Hembusan angin m

kup lama, walaupun baru beberapa kali kita bertemu. Ada sesuatu yang berbeda denganmu, d

aku sedang berada dalam situasi yang sulit, Lila. Ada banyak hal yang tidak mudah bagiku saat

adang, kita merasa tersesat, Ardi. Aku bukan orang yang ingin memaksakan

ia rasakan kepada Lila bukan sekadar simpati atau persahabatan. Ada ke

engan lembut. "Tapi aku juga tidak ingin kamu menekan perasaan

acau. "Aku tidak tahu apa y

lengan Ardi. "Jangan buru-buru membuat k

ikan sesuatu yang berbeda yang sudah lama ia cari-rasa hidup yang hilang. Dan, meskipun ia sadar akan komitmennya pada Nadia, Ardi me

da Nadia, wanita yang sudah menunggu bertahun-tahun untuk bersamanya, dan dunia lain di mana Lila hadir dengan segalanya yang baru dan menggairahka

pat itu sudah menjadi semacam pelarian baginya. Begitu memasuki kafe, ia melihat Lila sudah duduk di meja fav

ta Lila sambil menatapnya penuh

enangkan dirinya. "Iya, banyak yang harus dise

mesan kopi kesukaanmu," katanya sambil menunju

, seolah-olah waktu berhenti begitu mereka berada bersama. Tapi meskip

yang baru?" tanya Ardi, mencoba me

ek baru di kantor, dan semuanya terasa lebih menantang. Aku merasa lebih hidup sekaran

ah-olah dunia di sekitarnya tak terbatas pada batasan yang ada. "Itu bagus. Aku bis

u punya karier yang baik dan teman-teman yang menyenangkan, ada saat-saat aku meras

sud Lila. Perasaan yang sama-perasaan terjebak dalam kehidupan yang tampaknya

isa membuatku merasa lengkap. Seseorang yang bisa melihatku lebih dari sekadar

a tahu bahwa yang Lila katakan, meski tidak langsung, sebenarnya menggambar

uang dengan sesuatu. Aku tidak ingin membuat keadaan lebih rumit, tapi aku ing

ipun mereka belum pernah berbicara tentang hubungan mereka secara langsung, ia me

sama pentingnya baginya. Nadia, yang selalu ada untuknya, yang sudah berbagi impian bersama selama

ak memperlihatkan kekeliruannya. "Aku... aku hargai perhatia

erti, Ardi. Tidak perlu terburu-buru. Cinta itu bukan sesuatu y

ang. Ardi merasa bingung, namun ada perasaan hangat yang terus tumbuh di dalam dirinya.

idak bisa menghindar dari perasaan yang semakin kuat terhadap Lila. Ia merasa ter

la memberikan pelukan singkat. "Jaga

rannya, ia tahu bahwa ia sudah melangkah lebih jauh dar

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka