icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

DUA WAJAH CINTA

Bab 5 Kebosanan yang Menyiksa

Jumlah Kata:1083    |    Dirilis Pada: 22/11/2024

seperti ruang hampa. Setiap pagi ia bangun, menjalani rutinitas yang sama: menyiapkan sarapan, mengurus pekerjaa

Arman baru saja pulang, wajahnya terlihat lelah seperti biasa. Ia masuk k

bicara, ingin berbagi pikir

i H

aya mencoba memu

bersama?" tanyanya, mencoba menyembu

nselnya. "Mungkin sudah lama ya. M

" balas Maya, suaranya lebih

a maksud kamu? Aku sibuk kare

man tidak bermaksud buruk, tapi jaw

ntor

nnya dengan pekerjaan. Namun, suara notifikasi di po

pa, tapi aku ingat senyum kamu tadi m

nya, tapi bersamaan dengan itu, rasa bersalah kembali menyelimuti

Raka. Semoga hari kam

sederhana, candaan ringan, hingga cerita-cerita

Hari d

, Maya mencoba meng

bicara," katany

isa nanti aja?" jawab Arman, mem

dadanya. "Kamu selalu capek. Selalu nanti. Ap

gak tahu kamu merasa seperti itu. Tapi aku eng

Maya. Ia mengangguk pelan, bangkit dari sofa,

dari

mbil ponsel. Pesan dari

apa, tapi aku ingin tahu,

aca-kaca. Ia mengeti

aka. Di rumah, aku ada, tap

aka datan

n kamu tahu bahwa kamu berharga. Kalau kamu

hnya, mendengkur ringan. Namun, bagi Maya, malam itu terasa begitu sunyi. Ia merasa seperti sebuah b

mpat tidur. Ada pesan baru dari Raka, yang kembali membu

gobrol? Aku lagi butuh tem

lega setiap kali berkomunikasi dengan Raka. Sesuatu yang hilang dari hubungan dengan

pat, Maya

tahu, Raka. Rasany

butuh ruang untuk merenung. Tapi

n muncul dalam dirinya. Setiap kata yang Raka tulis sepe

kan P

, ia berusaha untuk berfungsi seperti biasa. Arman sudah bersiap untuk pergi ke kantor, dan Maya menyiapkan sa

tanya saat Arman berjal

ulai memulai sarapan. Tak ada percakapan lebih lanju

ana. Bagaimana ia bisa menjelaskan perasaannya yang semakin t

makan malam minggu ini?" tanya

"Makan malam? Oh, mungkin, May, tapi

ba menahan perasaan kecewa. "E

ari di

buka ponselnya. Ada pesan dari Raka

mu butuh tempat untuk bicara, atau bahkan cuma ingin menden

gian lain yang takut. Ia tahu bahwa ia sedang melangkah ke jalan yang berbahaya

emba

Raka. Mungkin aku butuh waktu

da di sini sampai kamu s

i ini semakin menggoyahkan batas-batas yang ia coba pertahankan. Tapi, apak

Hari d

lang lebih awal, tapi seolah ada tembok yang memisahkan mereka. Ia m

ata Maya dengan nada yang

n tasnya di kursi. "Bicara tentang apa?"

ng kita. Tentang apa yang s

Aku sudah bilang aku sibuk dengan pekerjaa

, dan aku... aku merasa seperti enggak ada di hidup k

gak tahu kamu merasa seperti itu. Aku pi

"Aku paham, Man. Tapi aku juga butuh

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka