Istri Kontrak Sang CEO Dingin
ang berpendar di kejauhan menjadi saksi kesuksesannya selama ini. Bagi dunia luar, Ray Aditya adalah CEO yang berhasil membangun kerajaan bisnis
onselnya bergetar tanpa henti, tanda pesan-pesan dan panggilan yang terus berdatangan. Media, pemegang saham, dan bahkan
sa menghancurkan reputasi dan perusahaan
si di proyek besar yang dikerjakan perusahaannya mulai menyebar. Media menggali lebih dalam, memancing pihak-pihak yang ingin menjatuhkannya. Tuduhan itu menyatakan bahwa Aditya Group terlibat
h bisa menghancurkan segalanya. Ia tidak bisa membiarkan satu skandal merusak reputasinya atau
kan pikirannya. Suaranya terdengar tenang, meski Ray tahu bahwa semua orang di perusahaannya sedang berjalan di atas
ang. "Aku akan segera k
khawatiran mereka. Jika mereka menarik dukungan, Aditya Group bisa kehilangan proyek-proyek penting dan bahkan menghadapi keb
*
aham utama, wajah-wajah yang sudah sangat ia kenal, duduk di sekeliling meja panjang. Beberapa di antara mereka
uka rapat dengan nada suara tegas. "Media sedang menyerang kita tanpa henti. Jika kita tidak
erulang kali, tetapi belum menemukan cara terbaik untuk meredakan situasi tanpa memperburuk keadaan. M
pi, langkah yang gegabah justru bisa memperburuk situasi. Kita sedang melakukan investigasi internal, dan saya yakin bahwa tidak ada buk
n yang tidak kita miliki. Saham perusahaan sudah anjlok 15% dalam
ajah mereka. Mereka tidak hanya khawatir tentang reputasi, tetapi juga uang mereka-investasi yang mer
haan. "Kita sudah percaya padamu selama ini, dan kamu telah membuktikan dirimu sebagai pemimpin yang hebat. Tapi kali ini berbeda. Krisis
s mundur, tetapi implikasinya sangat jelas. Para pemegang saham mulai kehilangan kepercayaan pada k
benarnya ia rasakan. "Namun, saya yakin kita tidak perlu mengambil langkah drastis. Saya sudah menghubungi tim hukum terbaik
u?" tanya Pak Arif dengan nada skeptis. "Bagaimana k
semua tuduhan. Aditya Group tidak terlibat dalam suap atau akti
inya tidak terlibat langsung dalam suap, ia tahu bahwa beberapa orang di lingkaran bawah perusahaannya mun
ika Anda adalah seorang gay?" Kata salah satu
e
*
iasa menghadapi masalah besar, kali ini ia merasakan sesuatu yang berbeda. Krisis ini lebih besar dan lebih rumit daripad
poran tentang langkah-langkah yang telah diambil, tetapi tidak ada satu pun yang memberikan solusi cepat. Ray tahu,
t Ray langsung menegang. Itu adalah salah satu pesaing bisnisnya, Nathan Wijaya, ya
teleponnya. "Apa maumu, Nath
asalah. Aku hanya ingin mengingatkanmu bahwa di dunia ini, tidak ada yang gratis. Jika kau
giginya. "Aku tida
ini keras, dan kadang-kadang kita harus membuat kesepakatan dengan mus
ap kelemahan untuk keuntungannya sendiri. Namun, tawaran itu semakin membuatnya sadar bahwa waktu semakin meni
hanya punya sedikit waktu untuk bertindak. Jika tidak segera, perusahaan yang telah ia bangun dari nol bisa
a manusia biasa yang menghadapi tekanan dan ketakutan. Dan saat in
*