Simpanan Miliarder Tampan
ntis itu kembali bertengkar. Mereka memperdebatkan permintaa
apan saat Bianca hendak melangkah ke kamarnya. "Soal apa yang akan terjadi di sana, kita bisa pikir
hi kemarahan yang terpendam. "Aku tidak sudi pergi bersamamu. C
dengan pandangan dingin. "Jangan naif, Bianca. Kau tahu Papa memiliki
biar Papa tahu sekalian kalau pernikahan ini hanya san
engejek. "Kau akan kehilangan ATM berjalan kalau bercerai dariku. Semua akses fasilitas da
etapi tidak ingin mengakuinya. "Kenapa kau begitu kera
rjodohan ini demi uang dan jabatan. Jika pernikahan ini berakhir, aku akan kehilangan tahta di pe
kalau kita tidak bahagia?" ujar Bianca dengan nada getir. "Mungkin kalau mereka
. Kasihan? Papa tidak pernah membiarkan perasaannya mendikte bisnis. Dia hanya peduli soal re
sana. "Lalu sampai kapan kita harus berpura-pura?
, pikirkan bagaimana jalan keluarnya," kata Damian. "Istirahatlah, aku juga
maku, pikirkan sendiri bagaimana caranya agar Papa tidak curiga," ujar Damian
an menaiki tangga, meninggalkan Bianca yang be
ang, pandangannya kosong menatap langit-langit. Pikirannya berc
ak matanya terasa semakin berat, dan perlahan ia terp
*
ung melepas jas dan meletakkannya di punggung kursi kerja. Ia berjalan menuju sudut ruangan, membuka k
t mengusir kantuk yang masih tersisa. Ia duduk dan mulai membuka
diketuk, dan asisten pribadinya ma
tanda tangani, dan jadwal rapat hari ini juga sudah sia
ima kasih. Tolong siapkan semua berkas laporan terakhir untu
pria itu sebelum
dengan pekerjaan. Namun tak lama kemudian, pintu ruangan kem
onis. Katanya ada seorang gadis yang mengaku mendapat un
ndang, tetapi tidak ada nama yang terlintas di benaknya. "Si
ak," jawab
gat tegas. Meski merasa terkejut, senyum tipis tersungging di wajahnya. Rasa ingin tahunya tergelit
ik," ujar Dam
apa lama kemudian, pintu ruangannya kembali terbuka, dan Shafira masuk dengan langk
k duduk di sofa. "Kejutan yang tidak disangka-sangk
da bayangan rasa takut dan canggung yang jelas terpan
ng bilang, kalau saya masih butuh pekerjaan, saya harus
k. "Tentu saja, Baby. Aku akan memberimu pekerjaan," ucapny
alam dan menghembuskannya pelan, mencoba mengumpulkan keberanian untuk menegaskan maksu
ingin mendapatkan pekerjaan yang halal," te
u masih terlalu mentah untuk bekerja di sini, Sayang. Aku aka
utkan keningny
ngin bekerja di sini, dan aku aka
u ini melarat. Jangankan untuk biaya sekolah,
pendidikanmu sampai lulus, asal kau s
a Shafira denga
an, yang berhasil membuat mata