KESETIAAN DI TENGAH BADAI
na, sambil sesekali memeriksa ponselnya yang terus bergetar. Ia tersenyum saat melihat foto anak-anak mereka yang baru saja dikirim oleh
nya, Arya selalu pulang dengan senyuman hangat, namun kali ini, wajahny
a Lila, sambil menghampirinya dan
dukkan kepala, dan kemudian mengusap wajahnya dengan kedua
ng. Ia menelan ludah, berusaha menena
lalu menatap Lila dengan mata yang lelah. "Besok pagi, akan ada berita besar d
suaminya. "Penggelapan dana? Apa maksudn
enggamnya erat. "Aku nggak bersalah, Lila. Ini jeb
Dia percaya pada Arya, namun kabar ini terlalu men
kti-bukti yang ada sangat memberatkanku. Mereka memiliki do
erkata, "Mereka pasti memalsukannya, Arya. K
selesai. Dan... Lila, aku nggak mau kamu terlibat dalam ke
ita sudah menjalani hidup ini bersama. Bukan cuma dalam keadaan bahagi
ggak akan berhenti. Mereka akan menyeret kamu, anak-anak, dan
pi ini bersama, Arya. Aku nggak akan meninggalkanmu di tengah badai sepert
k pelan. "Terima kasih, Lila. Aku nggak
uh kecemasan. "Yang penting sekarang, kita
ambil. Keduanya tahu bahwa ini baru awal dari perjalanan panjang dan penuh tantangan. Badai sudah
pikan meja makan, teleponnya berdering. N
saja lihat berita pagi ini. Itu Ar
Lila tenang, walaupun a
han di sampingnya? Kamu tahu, banyak yang bil
aku tahu apa yang mereka katakan. Tapi aku ke
ghancurkan hidupmu, kehidupan anak-anak. Kamu mungkin
la berusaha tersenyum. "Tapi keputusan in
lagi hanya datang dari media, namun juga dari orang-orang terdekatnya yang meragukan
eadline sensasional. Para pembawa berita membahas detail yang diberitakan pihak media, mulai dari dugaan penggelapan dana hingga kemungkinan penipuan besar yang d
tap layar televisi dengan ekspresi terpukul. Ia tahu ba
t, mencoba mengalihkan per
rya, berita ini... semuanya terdengar sangat menger
ndai memainkan kata-kata. Tapi percayalah, aku akan membuktikan bahwa a
ajah tenang itu. "Aku percaya padamu, Arya. Tapi apa kamu yakin bisa m
lah persaingan bisnis. Seseorang... seseorang sangat ingin menjatuhka
bersama, Arya. Aku nggak akan pergi
Terima kasih, Lila. Kamu nggak tahu
"Aku janji, Arya. Sekuat apa pun
berjalan ke arah pintu dengan kerutan di dahi. Di luar pintu, berdiri seorang
sarankan Pak Prasetyo," katanya sambil m
u masuk. Lila hanya bisa menatap dengan cemas, b
point. "Saya sudah meninjau kasus ini, dan saya rasa ada celah yan
lah seperti ap
jelas seperti direkayasa, namun untuk membuktikannya tidak mudah," jawab Dimas. "Kita perlu me
itu berarti Arya masih punya kesempatan un
an terus menekan dan membuat semuanya semakin sulit." Dimas melihat ke arah Arya, lalu men
ebar, hidup kami sudah seperti mimpi buruk. Saya ng
rya, kita akan melalui ini bersama. Pak Dimas, tolong b
ngkan media. Jangan memberikan komentar apa pun yang bisa dijadikan bahan berita. Pak Arya, A
nunggu. Sementara itu, Lila merasa semakin kuat bahwa keputusan untuk tetap setia pa
an tersenyum lemah. "Aku nggak tahu bagai
taimu, Arya. Dan karena aku percaya bahwa keben
-harapan yang mereka miliki. Di dalam hati, Lila tahu badai yang mereka hadapi bukanlah sesuatu yang mud
ambu