DI BATAS ANTARA JANJI DAN KEPALSUAN
k yang tidak bisa ia abaikan. Tatapan Adrian, yang dulu penuh cinta, kini terlihat kosong dan dingin. Setiap malam mereka
i Maya sedang duduk di ruang tamu, menunggunya dengan tatapan penuh pertanya
"Kamu baru pulang, Mas? Aku merasa akh
asang senyum yang meyakinkan, mencoba menenangkan istrinya. "Iya, Ma. Pekerjaan di kantor sedang ba
rkatakan. Ia ingin percaya pada suaminya, namun nalurinya sebaga
khir-akhir ini aku merasa kita jarang sekali bicara
ngan ini memang terasa berbeda, dan Maya pasti merasakannya. Namun, ia juga
ku memang sudah terlalu sibuk, Ma. Tapi aku berjanji akan mem
lik senyumnya. Ia merasa ada sesuatu yang disembuny
k mencoba lebih terbuka. Di suatu pagi saat
mengganggumu atau yang ingin kamu bicarakan, kamu bi
am. Namun, alih-alih berterus terang, ia hanya tersenyum
a sendiri, hidup bersama seorang pria yang kini terasa asing. Keheningan di antara mereka semakin terasa setiap kali mereka bersama, dan Maya
sa. Di suatu malam ketika mereka sedang duduk berdua di ruang ta
erti ini. Aku tahu ada yang berbeda. Aku mungkin bukan wanita yang paling sempurna, tapi aku
di mana ia harus memilih, antara jujur atau melanjutkan kebohongan. Namun, ha
anya sedang merasa sedikit terbebani dengan pekerja
a berusaha menghindar dan melindungi sesuatu yang lebih dalam. Mereka kembali terdiam, dan untuk pertama kalin
entara. Namun, di hatinya, benih-benih keraguan mulai tumbuh, dan ia merasa bahwa kehidup
sesuatu dalam dirinya tidak lagi utuh. Maya merasakan bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar pekerjaan yang mengganggu pikiran suaminya. Ia mulai menc
Ia tidak ingin curiga tanpa bukti, namun hatinya terus bertanya-tanya. Suatu malam, setelah Adrian tertidu
akhir yang ia lihat beberapa hari lalu. Sejak saat itu, pikirannya sela
ngin kamu di sini, Adrian. Jangan biarkan k
pesan biasa; ini adalah pesan yang penuh dengan permintaan dan harapan-harapan yang jelas menunjukkan bahwa Adrian memiliki hubungan dengan s
g yang tak ia kenal. Nama itu tidak familiar baginya, tetapi setiap kata dalam pesan-pesan itu seperti menggali lebih dalam lagi lubang perasaaak jelas dalam setia
ngkan dirinya, tetapi air mata mulai mengalir tanpa bisa dibendung. Rasa sakit itu begitu
ya duduk di tempat tidurnya dengan wajah y
cemas "Maya, kenapa k
ata penuh luka. Ia memegang ponsel Adrian dengan geme
geluarkan kata-kata "Apa ini, Adrian? Siapa
ebar kencang, dan saat itu juga ia tahu bahwa
aya, aku... aku minta maaf. Aku tidak be
kit hatinya "Kamu... kamu selingkuh, Adrian! Apa yang terjadi dengan
nya dengan kasar. Ia tidak ingin menerima kenyataan ini. Setiap kata yang kel
an yang sulit aku kendalikan, Maya. Aku tidak pernah berniat menyakiti
sa, Adrian? Bagaimana bisa kamu berkhianat begitu saja? Apa kamu tidak
a tahu bahwa kata-kata penyesalan tidak akan cukup untuk memperb
tahu harus bagaimana lagi. Aku takut kehilangan
ekitarnya. Di satu sisi, ia masih mencintai Adrian, namun di sisi lai
sudah memilih, Adrian. Kamu s
kan hanya keheningan dan kehancuran yang mendalam. Adrian tetap duduk di tempat tidur, tidak
an. Tetapi, ia tahu bahwa jalan yang akan diambil tidak akan mudah. Bagaimanapun, keluarganya adalah hidupnya
ambu