SEKEPING CINTA YANG TAK PUDAR
semakin dalam. Maya mencoba untuk tetap tegar, tetap berpegang pada janji-janji lama yang mereka buat. Tetapi semakin hari,
ul. Melainkan Arman. Maya ragu sejenak, kemudian menerima telepon itu, meskipun hatin
awab dengan suara
a dengan suasana hati Maya yang gelisah. "Aku baru saja mendengar kabar da
ergi, tiba-tiba hilang begitu saja. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Maya merasa dirinya seper
ia berhenti menghubungiku. Tidak ada pesan, tidak ada telepon. Aku
"Kamu tidak bisa terus menunggu tanpa kepastian. Aku tahu kam
h perlahan di kaca. Apakah cinta itu masih ada? pikirnya. Apakah
ang menunggu. Ini tentang komitmen yang aku buat. Tentang kesetiaan yang aku pe
gertian. "Tapi kamu juga harus bahagia. Kamu tidak bisa terus menunggu seseora
elama ini-bahwa mungkin, hanya mungkin, Dewa tidak akan pernah kembali. Mungkin itu saatnya untuk melangkah ke depan, untuk me
pada Dewa masih begitu kuat. Tapi semakin lama aku menunggu, semakin aku merasa seperti cinta itu
ndiri, Maya. Aku selalu ada untukmu, jika kamu ingin berbicara atau membutuhkan
n Arman tidak bisa melihatnya. "Terima kasih, A
u kapan saja, Maya," jawab Arma
yang sebenarnya terjadi dengan Dewa? Mengapa tiba-tiba ia menghilang tanpa kabar? Apakah itu berarti cinta mereka benar-
u hadir di pikirannya kini terasa semakin kabur. Beberapa kali ia mendengar kabar dari teman-teman mereka, tetapi tidak ada yang bisa memberi penjelasan
terlalu berharap? pikirnya, menatap foto Dewa yang masih tersimpan di meja kerjanya. Gambar itu sudah mulai memudar,
uka. Arman, dengan segala perhatian dan pengertiannya, menawarkan apa yang Dewa tidak bisa beri-kehadiran, kenyamanan, dan rasa aman yang mulai
unggu seseorang yang bahkan tidak ada kabar beritanya. Mungkin aku sudah terlalu lam
ng ke luar jendela. Tidak ada suara dari luar, hanya gemericik hujan yang semakin deras. Tiba-
e
a. Ia mengangkat telepon itu dengan tangan yang suh keraguan, namun ada sedikit h
"Maya... aku minta maaf," kata Dewa, suaranya terdengar cemas. "Aku... aku tidak bisa menghubung
sekaligus merasa bingung dan terluka oleh waktu yang telah berlalu. "Dewa... kenapa k
penyesalan, "Aku tahu, Maya. Aku tahu aku telah membuatmu terluka, d
penyesalan. Namun, meskipun ia ingin percaya, ada perasaan yang semakin menguat dalam
hampir tak terdengar. "Berbulan-bulan tanpa kabar, tanpa pen
esuatu yang berbeda. Terkadang, rasa rindu memang bisa mengaburkan pikiran, tetapi kali ini, hati
. "Aku tidak pernah bermaksud membuatmu merasa terlupakan. Tapi... ada banyak
apkan Dewa, namun semakin hari terasa semakin tipis artinya. "Aku ingin percaya padamu, Dewa," jawabnya perlahan
"Aku tahu aku sudah membuatmu ragu. Tapi Maya, aku ingin mempe
u berat. Apa yang harus aku lakukan sekarang? pikirnya. Apaka
a terjebak dalam penantian yang tak pasti. Aku takut, aku mulai lupa bagaimana rasanya mencintai seseorang, b
sulit diucapkannya. "Aku... Aku tak tahu. Aku hanya tahu, aku sangat ingin kembali padamu, Maya. Aku rindu semuanya-rumah ini, kamu.
a kembali. Tapi apakah ini benar-benar cinta? pikirnya. Atau hanya karena ak
u ada untuknya, Arman yang mengerti perasaannya, yang selalu hadir ketika ia membutuhkan kehadiran seseorang. Maya menggigit b
"Aku tidak tahu apakah aku bisa menunggu lagi. Aku... merasa bingung. Aku m
aya, aku tidak ingin kamu merasa terjebak. Tapi aku janji, aku akan kembali untukmu.
u juga harus belajar untuk hidup tanpa dirimu, untuk menemukan apa yang bisa membuatku bahagia tanpa terus m
.. aku benar-benar minta maaf," jawabnya pelan, seolah kata-katanya sudah tak cukup untuk meyakinkan Maya l
bertahan setelah segala yang terjadi? Tetapi, jauh di dalam hatinya, Maya tahu bahwa ada sesuatu yang telah berubah. Cinta
rasa lemah. "Tapi aku juga perlu tahu... apakah kamu benar-benar mas
unggu beberapa detik yang terasa seperti jam. "Aku... aku ak
Ia tidak bisa terus hidup dengan harapan yang tak pernah datang. Dewa mungkin akan kembali, pikirnya, tetapi
malam terasa semakin sunyi, dan dalam kesunyian itu, hati Maya mulai menemukan se
Cinta, janji, dan harapan yang begitu kuat. Tapi apakah semuanya itu cukup untuk mempertahankan hubunga
sebuah pintu yang terbuka, mengundangnya untuk melangkah maju. Tapi apakah ia sia
elum ada. Tapi satu hal yang pasti-Maya
ambu