SEKEPING CINTA YANG TAK PUDAR
i setiap panggilan telepon, setiap pesan singkat yang ia terima dari suaminya. Dewa selalu berusaha menghubungi, memberi kabar tentang pekerjaannya, dan mengungka
tersenyum lebar di sampingnya, tampak begitu bahagia, dan begitu dekat. Seolah dunia
ggu pesan dari Dewa. Teleponnya berderin
tapi ada semacam ketegangan yang menyertainya. Sejak beberap
rjaan berjalan lancar, tapi aku sangat merindukanm
n hatihati. "Aku juga merindukanmu. Tapi pe
bungimu akhirakhir ini. Aku ingin lebih banyak b
a sesuatu yang tak lagi sesuai dengan harapanharapan mereka dulu. Sebelumnya, Dewa selalu mengatakan bahwa ia akan pulang secepat mungki
ang tak bisa ia ungkapkan. "Apa yang salah, Dewa?" pertanyaan itu selalu berputa
g diberikan, namun pikirannya selalu melayang jauh. Ke mana Dewa pergi? Apa yang sebenarnya terjadi di luar sana? Terkadang, ia merasa seolah Dewa bukan lagi suam
elihat nama Arman muncul di layar. Tan
ar penuh kehangatan, seolah ia bisa merasakan
sar dalam hatinya. "Tapi... aku rasa aku mulai merasa asing dengan semua ini. Dewa... dia sem
dihanmu. Tidak mudah menunggu seseorang yang tak tahu kapan akan kembali. Tapi ka
Dulu, setiap percakapan dengan Dewa adalah sesuatu yang sangat berarti, penuh dengan cerita tentang harihari
mbut. "Aku merasa semakin terasing. Setiap kali dia mengh
ekerjaanmu. Tapi tentang kamu. Tentang apa yang kamu butuhkan dalam hidupmu. Kamu suda
pa yang ia inginkan? Apa yang ia butuhkan? Seiring berjalannya waktu, Maya merasa seolah
un, dan ia menatap langit yang gelap. Biasanya, ia akan duduk di sini dengan Dewa, berbicara tentang apa s
n kali ini, Maya tahu itu adalah
aya mengambil telepon itu dan
perti biasa," Maya membuka percakapan d
dengar suara kamu. K
kipun katakata Dewa terdengar hangat. "Aku baik, Dewa. Hanya saja... aku merasa s
gat ingin ada di sana untukmu, tapi peke
tahu kamu bekerja keras. Tapi terkadang, aku merasa aku bukan lagi bagian dari hidu
si lain telepon. Maya bisa menden
sa seperti ini. Aku janji, aku akan segera pulang. Aku
ering diucapkan. Dan seiring berjalannya
rap, saat kamu kembali, kita bisa menemu
ik hujan yang menambah kesunyian yang menyelimuti rumahnya. Ia kembali memikirkan percakapan tadi. Meskipun Dewa berusaha untuk meyakinkannya, Maya merasa ada jar
bekerja keras untuk masa depan mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, ia merasa semakin terasing. S
n seolah tak pernah hilang. Ia melangkah ke dapur, membuka jendela untuk membiarkan udara segar m
a membaca isi surat tersebut. Ada perubahan dalam proyek yang tengah ia kerjakan, dan ia diminta untuk memimpin tim baru. Tugas
uk melangkah lebih jauh dalam kariernya, hatinya tetap terikat pada kenangan tentang De
keheningan pagi itu. Maya mengangkatnya tanp
dengar begitu akrab, namun kali ini ad
. Ia merasa seperti ada sesuatu yang tak biasa dalam
an beberapa tugas besar. Tapi aku ingin menden
g mulai terpendam. "Semua baikbaik saja di sini. Kantor juga
us, Maya. Aku
alam percakapan ini. Rasanya, meskipun Dewa bangga padanya, ada jarak yang tak bisa diatas
gkin," jawab Maya, tapi hatinya merasa kosong. "K
m menjawab, "Aku masih belum bisa memastikan. Pekerjaan di sini sangat me
m hati. Seberapa lama lagi aku bisa bertahan seperti ini? pikirnya. Meskipun ia ingin sekali per
g terdengar lebih lemah dari yang ia inginkan. "A
i seperti dulu, tapi aku butuh waktu. Aku janji, kita
asaan yang mulai menguasainya. "Aku juga menc
erusaha untuk tetap tegar, namun hatinya terasa semakin kosong. Ketika ia pulang, rumah itu tetap sunyi. Tidak ada su
ama mereka berdua-kenangan manis yang kini terasa semakin jauh. Apakah Dewa masih merindukannya s
epan. Arman sudah lama tidak datang ke rumahnya, dan Maya merasa sedikit cemas, namun
a dengan senyum ramah, namun ada kepri
kakan pintu. Mereka duduk bersama di ruang tamu, d
percakapan dengan lembut, "Tapi aku ingin kamu tahu b
u sangat berterima kasih padamu, tapi aku harus bisa menghadapi i
menunggu itu bukan masalah. Masalahnya adalah, apakah kamu masih mer
nar mengerti perasaannya? Apakah ia masih merasa hidup? Ia bertanya pada dirinya sendiri. Namun, jawabannya ta
Aku hanya... aku hanya ingin Dewa kembali. T
Aku hanya ingin kamu bahagia, Maya. Apa pun
semua perasaan yang ia coba sembunyikan. "Ter
arak ini semakin membentang, dan ia harus membuat
ambu