TAKDIR PENGKHIANAT
mpang yang berlalu-lalang, dia merasa hampa. Rasa kesepiannya semakin terasa ketika melihat pasangan-pasangan yang tampak
? Kelihatannya nunggu p
pi dan berwibawa, dengan senyum hangat yang jarang
erbangan saya masih s
a kita punya nasib yang sama, te
berbincang ringan, berbagi cerita tentang perjalanan kerja yang terkadang melelahkan. Pria itu m
rasa, mereka tertawa bersama, berbagi cerita-cerita kecil yang membuat Lisa merasa lebih hidup.
r, Arman menghela napas sejenak, tampa
mu, Lisa. Jarang-jarang saya bisa k
ada sesuatu yang segar da
untuk obrolannya. Rasanya seperti... saya
jenak, ada ketulusa
kartu nama saya, kalau kamu punya waktu,
ak. Senyum Arman begitu hangat dan menenangkan. Rasanya seperti me
sih, Arman. Saya
asaan hampa di hatinya sedikit menghilang. Ia merasa ada sesuatu yang menyegarkan dala
n nyaris tak menghiraukan Lisa. Ketika Lisa mencoba mengajaknya bicara, Dimas hanya menjawab singkat, seolah-olah
pada kartu nama Arman yang masih tersimpan di dalam dompetnya. Ada dorong
k, akhirnya ia memberani
Ini Lisa, kita ketemu di ba
ar. Balasan dari Arman muncul di laya
enang kamu masih ingat. Aku baik,
n itu begitu menggodanya, dan ia merasa perlu meng
tu hari Jumat sore. Ada kafe di dek
ang tak pernah ia rasakan lagi belakangan ini, Lisa
tampak segar dan penuh energi, dengan senyum yang seolah mampu menghangatka
yelipkan lelucon kecil yang membuat Lisa tertawa, sesuatu yang begitu langka dalam hidupnya akhir-akhir ini
n sedikit berbeda dari wakt
kecil, merasa
agak tertekan dengan pekerjaan. Tapi se
gguk dengan
ntuk keluar dari rutinitas, menghirup ud
kan kebahagiaannya sendiri. Dalam pernikahannya, Lisa selalu berusaha setia, mendampingi Dima
eka harus berpisah, Lisa merasakan sebuah dorongan tak biasa dalam dirinya-keingin
selamat tinggal, Lisa menyadari bahwa pertemuan ini
enyenangkan. Sementara itu, rumahnya tampak sepi dan hampa. Lampu-lampu sudah dimatikan, hanya ada sedikit cahaya dari lampu tidur di rua
angan yang telah mereka lalui, tetapi semua terasa seperti angin lalu saat ini. Perasaan hang
lah itu tidak cukup kuat untuk meng
pada Arman. Ketika Dimas pamit pergi bekerja, Lisa hanya bisa tersenyum tipis dan berharap ia
aru saja menyelesaikan beberapa pekerjaan
ini menyenangkan. Aku masih ingat obrolan kita
a, sebuah senyuman yang suda
uga bisa ngobrol dengan kamu. Rasanya... sud
ian, pesan balasan d
teman lagi, aku selalu ada. Kit
gus. Kata-kata Arman membuatnya merasa diinginkan, s
nya, Dimas pulang dengan wajah lelah seperti biasa. Tanpa banyak bicara, Dimas langsung me
gimana kerja
ahu, tanpa mengalihkan p
ek banget. Masih banyak ya
punya waktu untuk sekadar berbincang atau bercanda bersama. Namun, malam ini, sepert
tu buat liburan bareng, Mas.
kecil, seolah tidak b
cari waktu. Tapi minggu
nyergapnya. Tanpa ia sadari, tangannya mulai meraih
tempat makan baru di pinggiran kota, sebuah restoran kecil yang nyaman dan jauh dari keramaian. Lisa meras
man menatapnya deng
i aku merasa kamu menyimpan banyak beban.
peka, begitu mudah mengerti perasaannya-sesua
merasa sendirian, Arman. Pernikahan yang
atanya menunjukkan
g yang paling dekat dengan kita malah
jal dalam hatinya. Ia tahu perasaan ini bisa menjadi rumit,
isa. Dan aku akan selalu ada k
dar, tangan Lisa meraih tangannya. Ada perasaan
t terkubur. Arman berhasil membuat Lisa kembali merasakan kebahagiaan yang ia rindukan, dan ke
dingin. Dimas sudah tertidur di kamar, dan Lisa hanya bisa berdiri di tepi r
in, Arman telah membuka pintu pada perasaan yang hampir i
k tetap setia pada pernikahan yang nyaris tanpa harapan, atau ia bisa memil
dak tenang. Masa depannya tampak suram di
ambu