Pendekar Tengil
boleh tahu. Siapa namamu?" tanya Tar
endekar tua yang hebat. Kalau boleh tahu siap
Sarmad. Aku sudah cukup tua untuk mudah terpancing
masang kuda-kuda khas perguruan Dharmabuana. Kali ini dia sadar tidak akan mudah me
as pertanda tangan mereka dialiri oleh tenaga dalam. Tatapan mereka beradu seolah sedang mengukur kekuatan lawannya masing-masing,
uh Tara sedikit tergeser ke kanan pertanda tendangan Indra memang sangat keras, melihat lawannya bisa menahan tendan
a kembali dan menunduk seraya menjulurkan kaki kanannya hendak menyapu kaki Tara. Tapi dengan lincah Tara langsu
daa
gan kedua tangan disilangkan di dada. Meski begitu tubuhnya terpental ke belakang meski
dss
tanah, tubuhnya berputar di udara sampai tangan Tara juga terlihat ikut berputar, jika Tara menahannya kemungkinan kedua tangannya akan patah, mau tidak mau dia juga menghentakan kakinya ke tanah sampai t
wrr
u bahkan sampai ke panggung dan dirasakan oleh Adipati Mangkuwira serta putrinya. Andaikan Ta
ati sambil menatap Indra. Sementara Mira hanya te
a," puji Tara, kali ini dia terlihat menari
armabuana yang dinamakan gerakan Saptabayu. Tara melesat sambil menghantamkan telapak
des
yang berad di sekitar tubuh mereka berdua langsung terhempas menjauh. Riuh angin bertiup dari titik benturan yang t
dss
das
ni mulai berhamburan karena tertiup angin yang muncul dari titik benturan serangan mereka berdua. Para penonton yang hadi
a pengalaman bertarung Indra memang tidak bisa diremehkan. Sementara Indra sendiri merasa cukup terkejut karena di usianya yan
an menangkap kepalan tangan Indra, dia menariknya lalu menyongsong tubuh Indra dengan tinju tangan kirinya. Indra memang masih sempat menangkis puku
gd
a harus memutar tubuhnya agar tangannya tidak patah. Tapi Tara tidak tinggal diam, dia langsung menarik lengan Indra ke tanah sekaligus untuk menghantamkannya ke tanah p
da
gkal ke belakang karena posisi tubuhnya tadi belum sempurna setelah menunduk untuk menghantamkan tubuh Indra. Melihat hal it
bee
enonton yang melihat itu terlihat ngilu karena membayangkan betapa sakitnya kaki Indra yang menghujam t
he
tanpa di duga darah mulai mengalir dari bibir Tara, dia terlihat begitu kewalahan menahan
mua penonton terkejut termasuk Indra sendiri. Wajahnya yang kebingungan tampak menatap Mi
a tidak dihentikan sampai kapanpun di
, pendekar muda," ucap Tara samb
ekar juga hebat," kata Indra
berguru selama ini?" tanya Ta
uru di perguruan Dhar
lambai lambaikan tangannya. Setelah bersalaman akhirnya Tara kembali duduk di kursinya menemani Sar
lmu kanuragan, sudah aku remukkan t
in bisa menahan ajian totok
dar bahwa dia bukanlah pendekar muda biasa. Tapi baru kali ini aku
ang? Saya juga baru kali ini
ama kali mendengar nama pergu
n kecil," tukas Kusna yang terlihat masih dendam kepada Ind
erutu Ku
tidak melihat pendekar keempat yang akan dihadapinya. Indra langsung melirik ke sana kemari untuk mencari keberadaan pendek
ambu