PERMEN MANIS UNTUK DIKA
i Dika memanggil namanya, rasanya seperti mendapatkan hadiah terindah. Rina mulai menyadari bahwa perasaannya lebih dari sekadar
l membaca buku, Dika datang menghampirinya. "Rina, apa kamu lagi
gan seorang pahlawan yang berjuang melawan kejahatan. Kam
ih suka cerita yang penuh aksi dan tantangan. Ba
bagus! Kita bisa buat cerita tentang pahlawan yang ber
at yang ingin menghancurkan dunia!
aat melihat Dika terlibat penuh, setiap tawanya membuat perasaannya semakin kuat. Namun, saat momen-momen seperti itu
ia juga memberikannya permen sepertiku? pikirnya dengan sedikit rasa cemburu. Rina tidak bisa menahan rasa sakit itu. Dal
membuatnya merasa terikat dengan Dika-senyum manisnya, caranya tertawa, bahkan cara dia mendengarkan cerita-cerita Rina de
a belajarnya, ia menuliskan semua p
merancang cerita, aku menyadari betapa berartinya dia bagiku. Dia bukan hanya teman, tetapi seseorang yang membuat hatiku berd
erharap bisa mengekspresikan perasaannya melalui tindakan kecil itu. Saa
ka bertanya, matanya bersinar ketika melih
lih yang kamu suka," jawa
a kuning. "Ini rasa lemon! Favoritku!" Dika mengambil permen itu
n karena aku memperhatikan semuanya tentangmu," jawabnya dengan sedikit
hariku lebih ceria," Dika mengatakannya sambil terseny
perhatikannya, dan rasa cemburu yang sebelumnya mengganggunya kini berubah menjadi r
t Rina, dan Rina merasa senang bisa berbagi pikirannya. Dalam perjalanan pul
ertanya saat mereka berjalan me
lis cerita yang bisa menginspirasi oran
jadi ilustrator untuk cerita-cerita kam
akan sangat menyenangkan!
ahagia tetapi juga mendukung impian-impian kecilnya. Setiap kali Dika memperhati
mukan cara untuk mengungkapkan semua perasaannya yang dalam ini. Tap
ewanya dia dan bagaimana perasaannya yang tulus bisa mengubah segalanya. Satu hal pasti, Rina tidak akan
ukan sesuatu untuk mengungkapkan perasaannya pada Dika. Ia tidak bisa terus menyimpan
cil untuk mengungkapkan perasaannya. Bagaimana kalau aku membuat kartu ucapan
ang bersinar. Di sampingnya, ia menggambar dirinya sendiri, dengan permen warna-warni di tan
ucapnya pada diri sendiri, dengan semangat baru. Rina kemudian menyimpan kartu itu di te
aru yang ia buat sendiri di rumah. Dia ingin membuat pe
ntuk memberikan permen buatannya. "Dika, coba ini! Aku buat sendiri!"
senyum lebar. Ia mengambil salah satu permen dan meng
ng aku temukan di internet," R
bersama-sama!" Dika mengusulkan,
s!" Rina membayangkan betapa senangnya teman-teman s
tapa berartinya dia baginya. Namun, saat Dika mulai berbicara dengan teman-temannya yang lain
"Dika, aku ingin memberimu sesuatu," katanya, menahan detak jantungnya yang berdebar-
wajah bingung. "Apa ini?" tan
ya, merasa cemas. A
mengembang. "Rina, ini sangat manis! Kamu mengga
etapa berartinya kamu bagiku,"
perti ini. Kamu juga berharga bagiku, Rina," Dika
dak bisa menyembuny
di lebih ceria," Dika menjelaskan. "Kamu adalah teman ya
Mungkin ini adalah kesempatan untuk me
ya terhenti. Ia merasa gugup dan bingung bag
gan penuh perhatian
emiliki sesuatu yang istimewa. Aku suka menghabiskan waktu b
na, aku juga merasa hal yang sama. Aku suka bersamamu, tapi aku tidak
"Jadi, apakah itu berarti kamu juga memilik
in lebar. "Aku suka kamu, Rina. Kamu a
, Dika! Aku tidak tahu bagaimana mengungkapkannya, te
ih tangan Rina. "Mari kita terus me
dan berbagi bersama teman-teman," R
tahu bahwa perasaannya sudah terungkap, dan hari itu menjadi awal dari perjalanan baru yang manis untuk merek
ambu