Terjerat Dosen Psikopat
kkan pukul 8 kurang lima menit. Dari yang Jeremi hitung, h
jalan ke area dapur dan berhenti di depan sebuah kabinet. Setelah membukanya, ia mengambil sebuah cangkir dan kopi. Saat cangkir itu diisi dengan air mendidih,
siswa akan ia selesaikan hari ini. Saat ia membuka laptop da
9. 59. Sengaja banget tuh bocil bikin ak
siswa terlihat cukup serius dengan tugas itu, mereka mengerjakan interpretasi puisi de
hitam yang sudah dingin. Hujan di luar apartemennya benar-benar membuatnya ingin segera bergelung di bawah sel
monolog diantara rasa k
pat membuatnya kesal tadi. Ia memainkan kursor
ni interpretasi mahasiswa sepanjang itu. Biasanya paling s
asa kantuknya tiba-tiba hilang. Ia menginterpretasi puisi it
a rapi. Kenapa dia kuliah di sini? Ngambil jurusan ini pula?! Dia bakal dapat dosen yang
y kasih. Akhirnya dia membalas tu
g pantas dipuji!" gumam Jere
notifikasi masuk ke dalam ponselny
? Apa langsung dikasih nilai?" batin
dan tidak ada lampiran apapun. Tapi setelah melihat di lu
membalas pesan mah
t was delivered really well. I am loo
balikan Hp itu. Sudah jad
gguin tulisanku yang lain? Wow? Aku
oleh Jeremi. Puisi itu memang cukup dalam maknanya. Si penulis punya luka
an kalau almarhum ibunya selalu menjadikan buku sebagai sahabatnya. D
yang ia pilih saat mendaftar kuliah. Mesk
kuliah di indonesia, dia harus memperjuangkan dua ha
nis!" Pak Broto menggeram ketika putri satu-satun
ve mengambil kuliah ini sebagai hobi," bujuk Olive hampir menangis. Selama ini dia s
egitu, Liv. Bilang aja kamu mau ngikutin ibumu!" Pak Broto mulai me
s belajar bisnis. Atau ... aku juga
memberi respon pada
ta yang tajam. Tapi, Olive tahu kalau
sana. Sayangnya ia harus berpuas diri dengan jurusa
tahu kenapa ia begitu marah. Tapi Olive hanya diam saja meski dibentak-bentak. Dalam satu hari, dua
konyol!!" Memey tak kuasa menahan amarahnya sampai dadanya sesak dan sesenggukan. Olive tak tahu harus bagaimana. Baginya taruhan adalah taruhan. Dia sudah
sahabatnya yang masih menangis. Hany
saja ke London." Memey masih memohon meski ia tahu kalau semua omongannya a
dan terbang ke London. Aku janji!" ucap Olive pada akhirnya. Ia tak tahu
berdua yang tahu tentang taruhan
engan Olive saa
I really car
kat. Ia bahkan tak yakin d