icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SEPOTONG COKLAT UNTUK KAMU

Bab 4 Rasa Malu yang Mengganjal

Jumlah Kata:1132    |    Dirilis Pada: 04/11/2024

elat pada Mila mulai memudar, berganti dengan rasa malu yang mengganjal di dadanya. Setiap kali ia memikirkan ba

snya, aku bisa memberikan cokelat itu tanpa semua drama ini." Ia menggelengkan kepalanya

dur. Cokelat yang diberikan kepada Mila tadi, meskipun diterima dengan senang, kini terasa seperti beban. "Apa yang sebenarnya a

momen-momen bahagia lainnya. Namun, saat melihat satu foto yang menampilkan dirinya dan Mila, senyum

ipun aku merasa canggung, aku tidak boleh menyerah begitu saja." Ra

getik dengan cepat, "Di, aku butuh saran. Besok, aku pengen coba l

lalu dipikirin, Faj. Coba ajak Mila ngobrol di tempat yang lebih tena

g harus aku lakukan. Besok aku akan cari momen

yang lebih baik. Ia menggambar skenario di pikirannya, membay

la. Santai, ya," ujarnya sambil berlatih senyum dan gaya berbicara yang lebih percaya diri.

irnya tertidur dengan harapan dan sedikit rasa cemas. "Semoga

dirinya. Ia memilih pakaian dengan hati-hati, berusaha terlihat rapi dan menarik. Ia

ng. Ia mencari-cari Mila di antara kerumunan teman-temannya. Setelah beberapa saat, ia ak

l napas dalam-dalam dan melangkah maju. Namun, saat ia mendekat, Beni

cokelat lagi, nih?" seru

rah kali ini. Dengan penuh tekad, ia melangkah ma

n senyuman hangat. "Tent

canggung masih ada. "Aku... mau ngajak kamu ke taman, a

rasa penasaran. Fajar dan Mila berjalan menjauh dari kerumunan, menuju tempat yang lebih tenang

mereka terasa lebih tenang dan nyaman, jauh dari suara bising teman-teman lainnya. Fajar merasakan a

um. "Jadi, ada yang ingin kamu bicarak

a, sebenarnya... aku cuma mau bilang kalau... ehm, aku senang

seperti kamu sedang membawakan pid

tuk tetap tenang. "Maaf, aku cuma... bingung gimana

erasakan kegugupan Fajar. "Nggak usah khawatir.

arkan semua yang ingin ia katakan. "Jadi, kemarin aku kas

lalak sedikit. "Oh, kamu serius?" t

itu spesial. Kamu selalu bikin hariku lebih ceria," Faj

banget mendengar itu, Fajar. Sebenarnya, aku juga suka sama kamu, c

knya. Ia tidak percaya apa yang baru saja ia dengar. "Jad

erhatian," jawab Mila, matanya bersinar.

nghilang. "Kalau begitu, apa kamu mau... kita pergi ke taman setelah sekolah? A

Mila dengan semangat. "Kita bisa baw

ku siapkan semuanya. Aku nggak sabar untuk ngobrol leb

malu yang mengganjal sebelumnya perlahan-lahan menghilang digantikan oleh kebahagiaan yang sederhana namun bera

enasaran. Melihat interaksi antara Fajar dan Mila, Beni hanya bisa menggelengkan k

jar merasa lebih nyaman, dan dalam hatinya, ia tahu bahwa semua keraguan dan rasa malu itu akan terbayar dengan ind

ajar berdebar bukan karena canggung lagi, melainkan karena rasa bahagia yang menyelimuti hatinya. Keduanya sa

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka