CINTA DALAM BAYANGAN
ama Rania, Arman merasa hidup, nyaman, dan-yang terpenting-didengarkan. Sementara di rumah, Sarah masih tenggelam dalam kesibukannya, sering kali pulang la
buah kafe kecil yang tenang. Hujan gerimis turun, membuat suasana di luar terasa melankolis. Merek
lam cangkir kopinya. "Sepertinya aku selalu menunggu saat-s
tkan rasa sedih yang dalam. "Aku juga, Man. Ak
ah... aku merasa kosong. Aku tahu Sarah bekerja keras, dan aku b
man. "Kamu pantas bahagia, Man. Dan aku di sini, bukan
tatapan itu. Tanpa disadari, ia meraih tangan Rania yang tergeletak di atas meja, mengg
bergetar. "Aku tahu ini salah... tapi
ama ia simpan dalam hati. "Aku juga, Man. Kadang aku berpiki
ran di balik kata-kata itu. "Mungk
ra hujan yang terus turun, menyelimuti mereka dalam suasana yang nyaris magis. Rasa nyaman dan keter
dengan nada yang hampir berbisik, "Kamu tahu
alik matanya. "Aku nggak ingin jadi penghalang, Man
ng mendekat, hingga akhirnya bibir mereka bertemu dalam ciuman yang penuh kerinduan. Ciuman itu begitu lembut namun penuh m
Keheningan menggantung di antara mereka, seolah-olah
rasaan bersalah merayapi dirinya. "Aku..
Man. Aku juga terlibat dalam ini. Tapi kita harus menyadari.
ang selama ini hilang dari kehidupannya. Tapi ia tahu, langkah ini bisa menghancur
angan kamu," ujar Arman pelan
sih, namun juga kepedihan. "Tapi kita nggak bisa terus be
Rania adalah kehangatan yang tak bisa ia temukan di tempat lain, dan ia tahu bahwa ia berada di ujung sebuah ju
a, membisikkan bahwa apa yang ia lakukan adalah sebuah pengkhianatan. Namun di sisi lain, ia tak bisa menam
Sarah. Hatinya terasa semakin hampa; Arman tak bisa mengingkari perasaannya bahwa rumah yang dulunya
arurat, dan aku mungkin baru pulang s
menjadi bayangan di balik kesibukannya. Segala keraguan yang sempat ia alami tadi malam mulai pudar, berganti dengan peras
ng hanya sekedar berbagi cerita di kafe, atau menikmati suasana taman kota yang sepi di malam hari. Semakin lama, Arm
ti angin yang berhembus lembut. Cahaya matahari senja menyelimuti w
i saat bersama kamu," ucap Arman dengan nada pel
ipis. "Aku juga, Man. Kadang aku berpikir
kan menguatkan keinginan yang selama ini ia pendam. Ia
knya. "Kenapa kita harus terjeba
gkin kita terlalu lama menahan perasaan. Mungkin, tanpa
mereka adalah sesuatu yang salah, tapi hatinya tetap tak bisa menolak perasaan itu. Keintiman yang ia bangun deng
jujur sama kamu. Selama ini, aku merasa Sarah perlahan-lahan menghilang dari hidupku. Aku
an dengan penuh perhatian. "Aku mengerti, Man. Rasan
asa jadi sosok yang tak terlihat di rumah. Ta
"Arman, aku nggak ingin merusak kebahagiaanmu. Ta
ka saling mendekap dalam keheningan. Detik itu, tak ada lagi yang penting, hanya a
alik keintiman itu, ada ketakutan yang mulai tumbuh di dalam hati Arman. Ia tahu bahwa perasaan ini hanya akan
rman mendapati Sarah menunggunya di ruang tamu. Matanya ter
eperti dulu," ucap Sarah tiba-tiba. "Aku tahu aku
-alih lega, ia malah merasa terjebak dalam kebingungan. Bayangan Rani
alau aku sering terlalu sibuk, aku... aku hanya ingin kita
ki ia tahu bahwa Sarah mencintainya, ia juga tak bisa menyangkal perasaan yang berkembang terhadap Ran
menentukan segalanya: pernikahannya, persahabatannya
ambu