DI BALIK KEBOHONGAN
nnya berputar-putar mengingat percakapan dengan Rina. Satu hal yang jelas: Andri tidak juju
ri jejak pertemuan Andri dan Rina. Setiap kali mereka bersama, Clara mencatat semua tempat yang pernah
jukkan mereka berada di restoran yang sama dengan tempat perayaan ulang tahun mereka tahun lalu. Andri ta
Rina dan Andri terlihat lebih dekat, seolah berbagi momen yang intim. Clara mengumpulkan keberanian untuk memeri
, hatinya nyeri. Dia berusaha menahan air mata, tetapi tidak bi
ng dia temukan. "Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja," tekadnya. Dia ingin tahu sejau
untuk membeli beberapa bahan makanan. Dalam hatinya, dia tahu bahwa dia akan menuju kafe di mana Andri bia
ihat pintu masuk. Detak jantungnya semakin cepat, dan jari-jarinya terasa dingin. Dia men
perti biasanya, mengenakan kaos dan celana jeans. Namun, ketika Clara melihatnya berbicar
ak ceria dan akrab. Clara merasa jari-jarinya bergetar, seolah semuanya berputar di sek
... tidak mungkin!" Clara berbisik. Dia merasa marah, terluka, dan terkhi
sung dengan Andri. Dia tidak bisa membiarkan suaminya menganggap dia bodoh atau tidak peka. Denga
mendekati meja Andri dan Rina, dia berpik
ng lebih kuat dari yang dia bayangkan, b
rdiri di sana. Rina tampak bingung, lalu
coba berbicara, tetapi Cla
uaranya tegas tetapi terisi emosi yang menyaki
mengalihkan pandangannya kembali ke Cla
emotong. "Aku sudah melihat cukup bukti untuk tahu ba
"Clara, mungkin kita bisa bic
tahu, Andri! Apakah kamu mencintaiku a
Clara merasakan semua rasa sakit yang telah dia simpan muncul ke p
tapi suaranya tidak meyakink
engan Rina? Bahwa semua yang kita mil
tidak ingin menyakiti kamu. Kami hanya berbicara untuk
alah! Kamu seharusnya tidak bertemu dia tanpa member
ingin ini semua terjadi," Andri be
awab dengan tegas. "Aku butuh waktu untuk memikirkan sem
t, mengingat momen yang baru saja terjadi. Dia tidak percaya bahwa dia telah berhadapan langsung dengan Andri dan Rina,
di tepi tempat tidur, mencoba mencerna semua yang terjadi. "Apa yang harus aku lakukan s
n berbicara dengannya sekarang," gumamnya, menolak untuk mengangkat telepon. Namun, ha
ara akhirnya menjawab panggilan tersebut. "Apa yang i
seperti ini. Tolong dengarkan aku," suara Andri
enantang, suara bergetar karena emosi. "Aku sudah
erti yang kamu pikirkan. Aku terjebak dalam
tuasi!" Clara membentak, merasa marah. "Aku pikir kita
maaf. Aku terlalu banyak berpikir tentang pekerjaan dan melupakan kita. Aku tahu it
etelah semua ini?" tanyanya dengan nada skept
an menghentikan semua komunikasi dengan Rina. Aku han
an, berusaha tetap tenang meski hatinya berantakan. "Aku
kamu, Clara. Tolong, beri aku kesempatan untuk menunjukkan
Aku perlu waktu. Tidak ada yang bisa langsung diperbaiki. Jik
ngganggumu," Andri menjawab, nada suaranya penuh harapan. "
erima kasih, Andri. Aku... aku akan memikirkan semuany
mun di satu sisi, harapan untuk memperbaiki hubungan mereka masih ada. "Apakah aku masih bisa m
etiap kali Andri mendekat, dia merasa ketidaknyamanan. Suaminya berusaha keras untuk membuktikan c
hu bahwa menemukan informasi lebih lanjut tentang wanita yang mengganggu hidupnya mungkin memberikan pencerahan. Clara menemuk
o di mana Rina berbicara tentang mimpi dan ambisinya. "Dia tampak seperti wanita yang
menghabiskan waktu di tempat yang sama dengan Andri saat mereka tidak bersama. Clara merasakan jantu
rusahaan Andri. "Mungkin dia bisa memberiku informasi lebih lanjut tentang Ri
an gelisah, menunggu temannya tiba. Ketika temannya munc
da apa?" tanya temannya, Li
uanmu. Aku perlu tahu lebih banyak te
ku tahu dia. Dia baru saja bergabung
engangguk, menahan air mata.
f. Dia memang tampak dekat dengan Andri, tetapi
u tidak tahu harus berbuat apa. Andri bersikeras bahwa t
berkata dengan serius. "Aku bisa mencoba mendapatkan inform
ndengar itu. "Terima kasih, Li
ini, tidak peduli seberapa menyakitkan. "Aku tidak akan membiarkan Andri terus ber
ambu