Tergoda pesona Bos Perawan
ibiran
cibiran tetangga. Kata-kata negatif mereka lonta
suaminya meninggalkannya!" sindir seorang tetang
ntik, hihihi," ucap temannya itu sambil tertaw
as Sein yang datang.
gin orang, ingat umur Bu!" cibir
sambil berjalan meninggalkan kami dengan
berpikir mereka bicara seenaknya karena belum merasakan apa yang aku rasakan. K
enampilanku? Aku tidak kalah cantik dengannya hanya saja, dia l
nya," ucapku di depan kaca yang berukuran s
bu yang sedari tadi me
awa kecil yang menggemaskan. Dan membuat hat
" ucapku seraya menghentakkan kaki den
lut tetangga!" sahut ibu dengan seny
ah putriku yang polos, dan wajah kerind
li kamu saya
at kerja?" tan
ku dan teringat pada pemilik toko baju Ramdan it
ja," ucapku pada ibu sambi
au begitu,'' ujar
anya Dalisya sembar
g," jawabku singkat sambil mem
iku seraya menghapus wajah
" ucap ibu juga
ergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan sholat far
ng ya," ucapku sambi
isya juga sambil me
kita?" tanya ibu denga
esok Dalisya masih aku titip disini ya Bu," tambahku
ya ke kebun yah, soalnya i
bil melambaikan tangannya pa
bu dengan memba
ainya di jalan raya Dalisya melihat mas Sein
ya sambil menunjuk ke arah
," ucapku sambil m
cap Dalisy
g, kenapa?
dulu lagi?" tanyanya dengan
ita itu Sayang," ucapku singk
melihat pertengkaran dan semua yang terjadi di depan matanya karena dapat merusak mentalnya.
di rumah. Di sana aku melihat pemilik k
i? gumamku
n menghampiri pemilik ruma
anyaku dengan waja
au mau tetap di sini, bayar donk! gertak pemili
ntuk satu tahun kedepannya Bu?" ucapk
aya tidak akan menagih! sergahny
belum bayar Bu?" tanyak
jawabny
amu mas, guma
rang. Saya baru terkena musibah," u
nunggu satu bu
padanya dengan wajah m
lang gak ya,
an dan pergi dari sini!" Pemilik kontrak
. Aku sangat kasihan melihat nasibku, tapi aku lebih kasihan melihat nas
i dengannya. Aku pun bingu
k menanggung semua beban
an pergi dari sini sekarang!" bentak pemilik kontrakanku den
waktu setengah jam untuk beres-beres," tambahku
ersama mas Sein, banyak kenangan terindah ketika bersamanya dulu. Tiba-tiba mataku tertuju pada photo pernikahan kami yang te
amu berubah? Kenapa? Kenapa Mas?" Tangisanku pecah seket
arus kuat Ma!" ucap Dalisya sambil memelukku de
katamu kita harus kuat, a
gandeng tangan kec
n berusaha menjadi orangtua yang baik bag
lu, ibu kontrakan berter
am loh!" teriaknya dari luar yang me
eraya menarik koper yang sudah berisikan
arena bertahun-tahun menempati rumah itu. Aku melihat ibu-ibu sudah heboh be
!" cetus pemilik kontrakan itu sambil memancungkan bibirn
ami, gini kan jadinya! Suami gak ada Kamunya gak sanggup bayar!" cibiran
uju motorku tanpa menoleh. Kugenggam tangan