HATI YANG TERBELAH
ndah. Namun, pikirannya jauh melayang, tak sepenuhnya mengikuti siaran. Rumah terasa tenang, te
terlambat lagi, tadi ada rapat yang tidak bisa ditinggalkan," ucap Maya sambil melepas sepatu hak tingginya di d
andangannya tetap terpaku pada layar, meskipun p
tanya Maya dari dapur,
eskipun hatinya dipenuhi dengan rasa kesepian. Maya terlalu sibuk akhir-akhir ini, terlalu tengge
-benar lupa soal makan malam tadi," ujarnya tanpa melihat ke arah Arman. Matanya
m bersama, berbagi cerita tentang hari-hari mereka. Tapi sekarang, Maya seolah lebih dekat dengan pekerjaannya daripada dengan dirin
yian yang canggung. "Kapan terakhir kali kita
dengan alis yang berkerut, seolah pertanyaan itu me
ntuk benar-benar ngobrol? Bukan sekadar basa-basi seper
erasa begitu. Tapi pekerjaanku sedang banyak sekali akhir-akhir ini. Kamu tahu, aku mencoba un
rnya ia bangga pada pencapaiannya. Tapi di balik kebanggaan itu, ada kekosongan
. kita semakin jauh. Kita jarang berbicara tentang h
ahu aku mungkin terlalu sibuk akhir-akhir ini. Tapi, tolong pahami... ini seme
ah sering ia dengar, tapi tak pernah benar-benar menjadi kenyataan. Dalam kesibukan dan rutinitas yang sem
dalam. Setiap percakapan dengan Alya yang terjadi dalam pesan-pesan singkat terasa jauh lebih hidup dibandingkan percakapan seha
a, pikirannya berputar-putar. Apakah ini yang seharusnya terjadi dalam pernikahan? Apakah kebisingan ini,
ang dimulai sebagai nostalgia sederhana, kini menjadi pelarian bagi Arman-sebuah car
dari jarak yang terus tumbuh di antara mereka. Maya terlalu sibuk untuk melihatnya, terlalu sibuk
mpak begitu tenang, tapi di dalam hati Arman, badai terus bergemuruh. Pikirannya kembali ke percakapan dengan Alya yang te
s. Ia tahu apa yang sedang ia lakukan adalah salah-menghidupkan kembali perasaan lama ketika dirinya sudah t
awa, canda, dan percakapan mendalam yang pernah mereka bagi kini terasa sangat nyata kembali. Di antara percakapan dengan Al
rman dengan rasa hampa yang semakin menguat setiap hari. Ia duduk di meja sarapan, menat
henti, dan ketika malam tiba, ia sudah terlalu lelah untuk berbicara panjang. "Besok,"
. Maya semakin tenggelam dalam a
Pada suatu sore, ketika Maya masih di kantor, ia
Alya. Di rumah ini, a
perti selalu. Alya tak pern
kita merasa begitu jauh dari pasangan, bahkan
i Arman tanpa perlu bertanya lebih jauh. Setiap kali mereka berbicara, Arman merasa seperti menemuk
nya bergerak tanpa ragu. "Aku tidak tahu kapan terakhir kali kam
Alya membuat Arma
ernah berpisah, Arman. Rasanya seperti... ma
ak pertemuan di reuni, semua perasaan yang dulu terpendam kembali menyeruak ke permukaan. Ras
dari perasaan itu ada Maya, istri yang telah bersamanya melalui banyak hal, membangun kehidup
Ia tahu bahwa jika ia terus berjalan di jalur ini, konsekuensinya akan besar. Namun, kehadiran Alya dalam hidupnya sepert
n, tetapi Maya langsung meraih laptopnya dan kembali bekerja di meja makan. "Ada deadline yan
eka semakin terasa seperti tempat yang asing baginya, dan setiap hari, kebisingan tak terli
un, untuk saat ini, ia hanya bisa terjebak dalam kebisingan
ambu