Gairah Liar Nona
tuk mencari hiburan di sebuah klub malam yang hanya beberapa langkah dari tempat ia menginap. Ketika sampai, dia
uk minuman dari gelasnya, satu demi satu, tanpa jeda. Semakin dia minum, semakin berat rasa yang mendera kepalanya-seolah setiap masalah, setiap rasa hampa, b
ya limbung, terseret irama, tangannya menggenggam erat botol minuman, bibirnya sesekali terkumandang teriak kegembiraan yang dipaksakan. Di sudut ruangan, terpaku seorang pemuda tampan berdarah Erop
a sosok yang menawan itu. "Come on dude, dekati dia sebelum dia tersesat ke pelukan orang lain!" ujarnya seraya memberikan dorongan pada Kevin. Namun, sebelum Kevin sempat bergerak, seorang pria yang tampak kurang ajar telah mendekati Brianna, gadis yang tampak semakin mabuk itu. Pria itu mulai mengambil kesempatan dengan
-goyang seolah ingin melepaskan diri dari cengkeraman yang menghimpit. "Tenang, manis... aku akan membua
n dia, Bung!" tegas Kevin, sambil dengan paksa menarik tangan pemuda yang menggenggam Brianna. Dalam keadaan mabuk, Brianna limbung sejenak sebelum tangan Kevin dengan sigap menangkap dan membawanya ke dalam pelukannya. "Dasar!" geram si pemuda. "Siapa kau hah? Berani-beraninya kau menarikku, jangan sok pahlawan kau!" Dia mem
alu membawanya keluar dari kelab malam tersebut. Setelah menangani situasi tersebut, Ronald membayar seluruh kerusakan yang terjadi, lalu kembali menikmati wine yang dingin, ditemani oleh dua wanita memikat yang menambahkan semarak malam itu. Sementara itu, Kevin mengemudikan
tak sadar jika saat ini ia tengah dalam p
vin sambil menggelengkan kepa
karena baru pertama kalinya sang tuan mengundang wanita masuk ke dalam sanksi pribadinya. Langkah Kevin semakin berat saat dia menapaki setiap anak tangga yang seolah tak pernah berakhir. "Oh, sh*t, dia benar-benar berat," keluhnya pelan, tubuhnya mulai terasa pegal. Akhirnya, setelah perjuangan yang terasa seperti abadi, mereka tiba di kamar yang dipenuhi
?" tanya Kevin dengan nada penuh kekhawatiran. "Siapa kamu" tanya Brianna bingung, sambil mengusap-usap bokongnya yang sakit. Melihat keadaan Brianna yang kesakitan dan memegangi pantatnya sendiri, Kevin tidak bisa menahan tawa. Ia kemudian berjongkok di depan Brianna. "Kamu mabuk, Baby... dan seharusnya kamu berterima kasih padaku karena telah menyelamatk
an sebatang rokok da
suntik dan mengisi nya dengan s
di bangku di depan Kevin, kepala yang masih terasa pusing diletakkannya di atas meja. "Heh.
, melangkah dengan gagah ke arah Kevin dan menarik kerah bajunya. "Bis
ap rokoknya yang menari di udara. "Aku benci pria bawel s
wajahnya sehingga nafasnya menyentuh kulit Brianna yang meremang. "Heh, marah-marah namun mencuri ke
Kevin hanya menahan dorongan itu sambil tersenyum sinis, menikmati s
rontak dan menam
akin tertantang d
at menyuntikan sesua
na merasa lengan nya tert
ai seraya mencabut ja
mudian ambruk
enar men
ndong kembali Brianna d
Brianna menunggu
rianna yang begitu cantik dan
begitu bergairah,menggeliat merasakan sesua
i meremas lemb
k melihat brianna ya
h kamera dan memasang
a merekam
lewat di samping nya segera
in terjatuh
Kevin dan membuka pakaian nya hing
l serta vag*na yang ditum
ianna mencumbu bibir dan leher nya,Se
d girl."L
Kemudian menggerayangi setiap inci tubuh K
h nya amat sul
pinggulnya mulai bergerak menggesek
Desahan nya mengik
nya untuk tidak menjamah tubuh Brianna,Brianna yang haus
menggesekan vag*na nya di pen*s Kevin hingga ia merasakan sesuatu akan
h." Tubuh nya pun kemudian
k Kelvin lembut di telinga Brian
dengan mengungkung
brianna yang kencang dan besar itu.meremas nya
n turun bermain di
tahan . Namun Kevin justru tersenyum smirk dan mengh
n vag*na Brianna , memainkan lidahnya di clit*rs brianna serta mencecap dan sesekali menarik clit*ris berwarna merah itu,me
it....faster please ...
erasa begitu sempit. Kevin memompa pelan sambil terus menggerakan lidahnya di
fuck oh...!!!" Teri
yang berukuran panjang ,besar dan putih ke dala
oy,it's
h.." Erang K
*snya dan memasukan k
erasakan pen*s Kevin yang begi
ah..."Desahan mereka
membasahi tub
ka ia akan kembali m
gek nya pada Kevin. Kevin pun
"Brianna mencapai klimak
sa begitu hangat men
Kevin kemudian melumat bibir Bri
kali kali mencapai oragasme sampai lemas namu
kemudian Brianna memilih untuk bergantian di atas memimpin
emas pantat dan payudara brianna secara bergantian, sensasi yang membuat nya te
rianna terus menggoya
perma nya akan segera meledak,ia pun memban
hhhh aa
i klimaks. Kevin memuntahkan spermanya di dalam rahim b
. Mereka pun kemudian tertidur masih dengan p
da saat ia menyadari dirinya terbaring dalam dekapan seorang pria asing, tanpa sehelai benang pun menutupi me
mencoba bangkit. Niatnya untuk meloloskan diri, namun setiap gerakan justru membuat rasa sakit tajam di selangkangannya semakin menjadi
angan tajam para pelayan yang memperhatikannya tanpa bersuara. Hatinya berlomba, rasa frustasi menyelimutinya ketika ia berjalan keluar rumah, melewati halaman ya
Ucap nya pada
apakah tuan tahu
ya mu ,yang kedua dia tidak
ian membuka kan
h sampai, ia langsung meluncur ke kamar mandi, menyisirkan air yang menyegarkan lelah yang membelenggu tubuhnya, lalu merebahk
ya kosong tanpa kehadiran sang kekasih. Hatinya mencelos, berpikir mungkin wanitanya
kan kekasihnya di sana. "Kalian, kemari!" perintahnya pada semua pelayan di rumah deng
akutan. "Kemana wanitaku!" keluhnya
ona pergi keluar," jawab kepaltidak menahannya, ha?!"
ommy Kevin, yang baru saja tiba di pintu. Raut mukanya memerah, jelas te
ada pelayan mu,atau mommy
in pun mende
apur." Perintah Regi
a" Ucap mer
an duduk di sebera
pun dengan malas mengi
membawa pelacur mu
mmy,dia buk
!! wanita yang mau kau tidur
ikut campur urusan
perintah pada mommy,kamu cuma anak kem
my,Kevin sudah b
n ke rumah ini, dan ingat nanti malam kamu harus i
an kamu dengan pu
malas mengikuti acara pertemuan orang or
ang datang
ikut, atau mommy akan membl
nya dengan kasar dan kem
hat kamu tampak lelah sekali," ujar sang ibu sambil mencium pipi Brianna dengan penuh kasih. "Apa kabar, Nak?" sapa sang ayah dengan nada hangat. Brianna, meski
my dan Daddy?" tanya ibunya dengan nada kecewa. "Aku
setiap kali orang tuanya pulang, mereka akan mengadakan makan malam dengan kawan-kawan sosialita mereka, dan dia selalu merasa terganggu ha
mommy,anna g
lin kamu ke anak teman mommy, waktu SMA bukan rekan bisnis
ah hanya sibuk mengedarkan p
rdebatan antar
temu dan berkenalan dengan teman t
memilih untuk tidur dengan me
biar mereka saling kenal dan menerus kan pertemanan kita." Terdengar B
*
pemberian tercinta dari sang mama. Gaun tersebut, dengan belahan di dadanya, menghi
atannya-Astri dan Elisa-bersama seorang remaja, sedang menunggu. Dengan senyum merekah, Bernada menyapa, "Hello, ya ampun
, "Kamu masih cantik saja, N
tri, "sepertinya kamu m
ian juga masih terlihat cantik dan awet muda. Oh,
Brianna memberi salam, "Halo, tan
antik sekali seperti mama mu. Ini,
ngan tawa, pujian, dan perkenalan yang me
an tapi dia lagi kuliah di ausy jadi
a, yang penting dia bahagia!" Tawa riang menggema di antara mereka, namun suasana berbeda terjadi di meja lain. Brianna memilih menemani Mayang yang terlihat bosan mendengarkan perbincangan yang berlangsung. Meski sebenarnya Brianna sendiri merasa enggan menghadiri pertemuan malam itu, dia t
rlambat setiap kali mommy akan bertemu klien atau
mom, tidak sepantasnya diajak pergi arisan."
pat masu
aya mengikuti Regina masuk ke
at tujuan,dan langsung menghampiri
menghampiri dan berjabat tangan dengan satu persatu temannya. "Tak apa, Gina, yang
p bingung, mencari-cari sosok yang dimaksud. Astri, tidak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya, bertanya, "Kevin, mana anakmu, Jeng?" Tanya sahabatnya dan membuat Regina berpaling, menca
an yang tidak terduga dari emak-emak di samping mereka. Kesalahpahaman yang tid
" sabar G
iya ben
ang ada saja tingkah
menikmati hidangan
sekali cepat pulang,namun
*
dengan gaya rambut baru yang memikat mata. Ronald, yang telah terbakar amarah men
suara meninggi, sambil mencoba mengacak
menepis tangan Ronald dengan cepat, saa
tak acuh, menyandarkan diri pada sofa mewah, melintangkan kaki dengan santai. Dengan gerakan lam
sal. "Namanya Brianna, dia bekerja di perusahaan keluarganya dan ke sini hanya untuk berlibur," j
nyingsing. "Ini bonus buat lo," ujar Kevin sambil melemparkan sebuah amplop berisi uang kepada Ronald. Wajah Ronald berubah
kitar, berharap Brianna muncul lagi malam ini. Rasa penas
ubuh sintal nya benar benar menggoda dan lagi vag*na brianna yang menurut nya masih
a sudah membuat
benar benar
namun Ronald da
ua kali pakai bro, biasa n
g mulai penasara
pernah mau meniduri wanita nya untuk berulang
ari dia dibanding
kus dalam got, yang bisa
y menghampiri mereka dan duduk di tengah tengah anta
bakal ketagihan karena ini masih perawan." Ya dia
ia masih perawa
a deal harga." Ya madam paham sekali meski Kevin sering bergonta ganti
meraba raba paha madam. Kevin lantas menyetujui harga yang ditawarkan pada nya .
lantai atas menuju kamar yan
g pipi di sebelah kiri,rambut panjang yang terikat ke atas,dan tinggi 155 cm
piri Kevin yang tengah mel
ur tubuh yang begitu tinggi dengan badan tegap beri
Tanya Kevin deng
ematung di samping nya,terang saja sika
hkan tubuh n
bisa memuaskan ku ." Laras mulai bingung karena ini pertama kali bagi nya.se
Kevin,dan mulai membuka
na Kevin,terlihat pen*s Kevin yang beruku
ugasmu bukan diam d
evin,dan mulai meraba paha
mati permainan nya, Kevin masih
a mulai menaikan jilata
n ke bawah mengitari dua bola lato lato dan turun ke bawah area
main dengan l
akar gairah,vegina nya m
gulum pen*s yang sudah tegak d
rasakan nikmat yang mulai menjalari tubuh akibat permainan
n dan mengganti posisi n
s nya di vag*na laras yang sudah b
hh." Desis laras yang tak
ngsang . Seperti biasa ia akan menghentikan permainan
menggesek kan jari nya ke clit*rs. Kevin menahan tanga
." Kevin kemudian bangun
Membuat Laras yang tadi ny
berjongkok ke a
g vegina membuat laras me
benar benar merasa vagin
as yang akan mencapai orgasme lagi lagi ia menc
..." Ucap nya dengan naf
mompa kembali vag
an hebat dari tubuh nya . Nafas nya ngos ngosan ,dan dada nya naik turun . Kevin ti
h perawan ,lubang nya yang masih rapat sulit
pelan." L
s nya di sana .ia terus mencoba me
terasa perih dan ngilu ,penis Kevi
mudian mulai menggenjot vagina laras perlahan agar laras mulai terbiasa
ih laras seraya m
a penis nya begitu nikmat d
ghentak hentakan pompaan nya membuat laras
gasme untuk yang kedua,ia merasa ini
namun ia tak mau mencecap nya,ia paling anti menik
an nya. Kevin terus memompa penis nya hingga d
n penis nya hingga nafas nya memburu dan bada
kkhhh akkkk
laras untuk menelan nya. Setelah puas ia pun kemud
anak tangga ia ta
pun tengah berc
ia melihat sosok yang ia cari
tersebut. Namun langkahnya terhenti karena ia
intu keluar sosok yang di cari n