icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bengkel Sebelah

Bab 4 Tamparan maut

Jumlah Kata:1373    |    Dirilis Pada: 13/10/2024

nuh percaya diri mengarungi basemant apartemen setelah memarkirkan mobil mewahnya di sana. Dengan menentang tas kerjanya, ia semp

rti si tampan dan si cantik di mata banyak orang, namun si cantik Laura harus terhalang kecantikannya karena menghadapi suatu kesulitan. Ya, dia kesusahan menyamakan langkah kaki Max

dak peduli menghancurkan pribadinya yang selalu terlihat seksi dan anggun. Kini ia me

pun terlihat tidak ada perubahan. "Beb, tung

tersenyum cerah. Sekali lagi memaksa kakinya untuk melangk

in aku," Genit Laura menep

guin kamu, aku lagi nunggu pintu liftnya kebuka.

Sungguh Laura tidak bisa menerima semua perlakuan kejam ini. Baru kali ini ia diacuhkan oleh seorang pria tanpa belas kasih. Lihatlah Laura!

secara terang-terangan. Sebenarnya apa yang kurang darinya? Laura kesal sekali dengan Max

I

tap dengan wanita tersebut namun tiba-tiba saja wanita itu memalingkan wajah lebih dulu. Seperti menghindar. Laura yang masih kesal akan sikap tak

a teman kantor kamu?" Tanya Laura yang se

yang mana?" Tanya Max, ta

kantor kamu yang rese dan kec

"Aku enggak mengerti kam

puan yang kecentilan, suka ganggu kerjaan kamu dikantor, dan sok manja itu! Harus segera dikasih peringatan kalau kamu uda

menegur pelan wan

-gara kamu selalu berlaku baik sama Cara, dia jadi semakin menjadi-jadi tahu nggak! Aku yaki

lain di belakang sana. "Laura!" Sentak Max berusaha sangat keras mengh

u kalau Cara kecentilan sama kamu, suka ambil kesempatan dalam kesempitan biar bisa berduaan dikantor sama kamu! Kalau

L

ru serta jantung yang berpacu lebih cepat, mana kala menatap sang pelaku. Dixi menatap tajam Laura meski air muka gadis maskulin tersebut begitu tenang. Membuat nyali Laura yang diawal

n Laura. "Kalau kamu mau bilang sesuatu soal Cara, sekarang wak

icara, maka tak hanya wajahnya yang ditampar tapi ia juga akan dihajar sampai babak belur. Tidak boleh! Laura yang selalu

I

un Max. Setelah pintu ditutup kembali Laura baru bisa bernafas dengan lega. Menghapus sedikit peluh yang

bentak dan sedikit memukul pundak Max un

tanya dengan malas. "Aku

a tegur aku!" Sekali la

an jadi-jadian kayak Dixi mana tak

Pukul dia, jambak rambutnya! Pokoknya lakuin apapun yang bisa lindungi

awan Dixi. Masih mending kalau aku menang, gimana kalau aku kalah lawa

ih mentingin harga diri, dibandingkan pacar kamu ya

kamu sendiri," Sah

kalau aku nggak suka lihat kedekatan kamu sama Cara!" Seru Laura me

terus berulang. "Aku salah satu manager di Eds corporation! Perusahaan keluarga Cara! Wajar dong kalau aku

atas kebaikan gadis tersebut yang mau memberikannya pekerjaan bahkan berani bertanggung jawab atas dirinya di kantor. Dulu mereka adalah teman semasa kuliah ya

Ia terus saja bersikap posesif, kekanak-kanakkan, dan mencemburui wanita mana

esu dia berkata. "Aku minta maaf,

ada kekasihnya. "Lagian perbuatan kamu barusan bisa bikin nama a

ang Maxime halimawan, mikirin nama baik di depan perempuan. S

atap lurus guna menghindari saling tatap dengan wanita seksi di sa

pai ke apartemen tempat tinggal Max terbuka. Sembari

ah jadi kayak Dixi. Inget ya, Max, udah enggak punya nama baik di mata perempuan

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka