RINDU DI BANGKU BELAKANG
sengaja tertumbuk pada sosok yang duduk beberapa baris di depannya-Rama. Dia tidak tahu mengapa, tapi ada sesuatu yang berbeda pada anak laki-laki itu. Mungkin karen
a, tak ada yang benar-benar istimewa dari pertemuan pertama mereka. Rama bukan tipe cowok yang dramatis dengan penampilan mencolok. Dia hanya anak populer deng
hwa ini lebih dari sekadar kekaguman. Setiap kali Rama lewat di depannya, Ayu bisa merasakan degup jantungnya berdenyut lebih cepat. Seti
a gadis yang senang menghabiskan waktu sendirian di bangku belakang. Sosok seperti Rama terlalu jauh dari jangkauannya, dan Ayu sudah menerima itu sejak lama.
agi saat Ayu masuk ke kelas, hal pertama yang akan dia lakukan adalah memastikan Rama sudah di sana. Jika tidak, dia akan merasa ada yang kurang, seperti pot
ia sampaikan. Ayu tidak pernah berani berharap lebih dari sekadar mengagumi Rama dari kejauhan. Dia sadar, anak laki-laki seperti Rama-yang selalu dikelilingi t
a terus mencuri pandang, menyimpan kenangan kecil dalam hatinya. Senyuman Rama, caranya berbicara dengan teman-temannya, bahkan sesekal
percakapan singkat yang biasa terjadi. Mereka akan menghabiskan waktu bersama, meskipun hanya untuk mengerjakan tugas matematika. Ba
dia takut. Takut perasaannya terbongkar, takut Rama akan menyadari bagaimana hatinya sebenarnya bergetar setiap kali
lain. Setiap kali Rama mendekat, rasanya seperti dunia di sekitar Ayu memudar. Hanya ada dia dan Rama, seolah-olah waktu melambat. Dan meskipun ini hany
banyak," gumamnya lagi, m
rlahan tumbuh di hati Ayu-rindu yang tidak pernah ia ucapkan, rindu
sentrasinya selama pelajaran berlangsung. Ia terus mengingat percakapan tadi pagi, ketika Rama mem
ungan sekolah. Tapi tidak dengan Rama. Dia sudah tampak begitu nyaman, seolah-olah sekolah ini adalah rumahnya. Ketika para siswa lain sibuk me
ungkin saat ia mendengar Rama berbicara di depan kelas. Ada sesuatu tentang cara Rama membawa dirinya-percaya diri, tetapi ti
, atau ini semua hanya basa-basi? Ayu tahu bahwa dia tidak boleh berharap lebih. Rama, dengan segala popularitas dan keceriaannya, jelas-jelas bukan orang yang akan me
ia Rama. Sementara Rama hidup di antara gelak tawa dan percakapan hangat, Ayu lebih suka berada di dalam keheningan, tenggelam dalam buku-buku atau musi
a ketika Rama mendekatinya pagi tadi. Meskipun hanya tentang tugas matematika, perasaan bahwa Rama me
sekolah, tak lebih. Namun, bagian kecil dalam hatinya-bagian yang sudah terlalu lama menyimpan rasa suka itu-mu
nya semakin dekat. Dia harus bertemu dengan Rama di depan gerbang sekolah, seperti yang mereka sepakati pagi tadi. Jari-j
ng terus menggeliat di dalam dirinya. Di tengah keramaian siswa yang pulang, Ayu akhirnya melihat Rama. Dia berdiri di sana, sendirian, sambil meli
, Ayu!" sapanya dengan ceria. "Makasih banget udah m
a yang biasanya terpisah mulai bertemu di titik yang sama. Meskipun hanya untuk beberapa jam, Ayu merasa, untuk pertama kalinya, dia bukan hanya gadis di bangku belakan
ambu