Cinta Brutal Sang CEO
kan kebahagiaan yang kini dia rasakan, melainkan ketakutan yang semakin hari semakin nyata. Alexander, yang dulu tampak begitu sempurna-kaya, ta
annya sedikit gemetar saat dia membuka pintu apartemen. Alexander d
?" suaranya rendah, namun sarat d
atinya gelisah. "Aku ada pemotretan tamba
angkit, suaranya meninggi. "Aku sudah bilang kan, kamu ha
kan," ujar Cesia pelan, berharap bisa meredakan ketegangan.
g semakin gelap. "Aku cemas karena aku mencintaimu, Cesia. Dan aku ti
Alexander berdiri di hadapannya, terlalu dekat, napasnya terasa
ih namun tegas. "Aku juga butuh ruang. Kamu tidak bisa
is yang lebih menyeramkan daripada menenangkan. "Kamu milikku
ahwa hubungan ini telah jauh dari kata sehat, namun untuk m
mendekat. Jantungnya berdebar kencang, ketakutan kini merayapi setiap inci tubuhnya.
rak namun intens, "dan kamu akan mengerti bahwa semua ini untu
alam hati, ia bertanya-tanya apakah ini cinta? Cinta seharusnya tidak terasa seperti
gan perasaan yang tertahan selama setahun terakhir. "Kamu bilang kamu mencintaiku, tapi ka
hidup dalam kemewahan, apa lagi yang kamu inginkan? Aku memberikan semuanya
iriku sendiri," jawab Cesia dengan suara yang hampir
lengan Cesia dengan cengkeraman kuat, membuatnya terhuyung ke depan. "Kamu butuh kebebasan? Kebebasan un
ia akan terjebak dalam lingkaran ini selamanya. "Aku akan pergi," desisnya d
arahnya membuncah, matanya berkilat
ba menguatkan dirinya. "Aku akan pergi
mengguncangnya dengan kasar. "Kamu pikir bisa pergi dari si
mberontak dari ketakutannya sendiri. "Aku mili
rnah dia duga. Namun, alih-alih mundur, wajahnya semakin gelap. "K
il keputusan. Ini adalah momen terakhirnya untuk bebas, at
lam satu gerakan cepat Alexander mengangkat tubuhnya seperti karung beras dan membawanya
sa Alexander tidak menggubris sedikitpun.langkah langkah berat pria itu terdengar meng
buhnya memantul,membuat rambutnya berantakan dan nafasnya terengah
mu pikir,kamu bisa lari dariku cesia?"suaranya ren
gila!"teriaknya berusaha lep
esia,"kamu tidak mengerti?aku melakukan ini karena aku mencintaimu,ka
u,namun cesia mencoba menghindar,membuat Alexander marah dan mencengkram dagu cesia sedikit kasar melumat bibir itu
er tak berhenti di situ,ia kembali mencium cesia,tangannya yang kekar
g semakin jauh dan memperdalam permainannya.setiap gerakan dan setiap sentuhanya
n cesia,yang ia pikirkan adalah na
,aku mencintaimu.."ucap Alexander tanpa mau
ng berhenti."jangan menangis sayang..aku tak ingin kamu bersedih,disaat
anganmu,kamu miliku cesia,"ucap Alexander lembut,sambil me