Dear Anna
dapan para tamu undangan. Musik pelan yang mengiringi pesta mendadak berhenti, me
ng yang bergema di seluruh ruangan. "Malam ini bukan hanya untuk merayakan kepul
akan dikatakan Alfred selanjutnya. Di antara mereka, Brian merasakan
sini untuk menyaksikan pertunangan putriku, Rea, denga
edikit terkejut. Meski begitu, dia dengan cepat menguasai emosinya d
Tatapan matanya berbinar saat dia menggenggam tangan Brian dan menga
ecil yang berisi cincin. Rea mengambil salah satu cincin itu dan
cincin yang sudah disediakan untuknya. Mereka kemudian bertukar c
. Dia tahu bahwa dari titik ini, tidak ada jalan untuk kembali. Di antara senyum dan tepuk tangan para ta
i pasangan yang baru bertunangan, sementara di benak Brian, pertanya
an singkat pada tamu-tamu di sekitarnya, lalu melangkah cepat menjauh dari keramaian. Langkahnya yang tergesa-gesa mena
mbunyi dari aula utama pesta. Di sana, berdiri seorang pria muda dengan rambut gondrong d
orang. Mereka berdua berjalan cepat menuju pintu yang mengarah ke tangga darurat. Setelah
dengan nada marah yang dia coba tahan. "Ini
rusnya aku yang bertanya, Rea," jawabnya pelan tapi penuh penekanan. "Apa alasanmu me
an tegas. "Karena kamu tidak punya masa depan yang jelas, Saga. Kamu tidak punya pekerjaan tetap, dan apa yang bisa kam
ap Rea dengan campuran antara kekecewaan dan kemarahan. Dia terdiam, mencoba mence
uang dan status?" tanya Saga dengan suara yang
alan. "Aku butuh kepastian dalam hidupku, Saga. Dan kamu
meledak. Dia memandang Rea sekali lagi, seolah ingin
yang lebih tenang tapi dingin. "Terima kasih s
ggalkan Rea sendirian di sana. Rea hanya bisa memandang punggungnya yang se
um kembali ke pesta. Langkahnya kembali tenang dan teratur, seolah tak terjadi apa-apa. Saat dia mas
kejauhan dan memutuskan untuk menghampirinya. Raut wajahnya menu
a Brian dengan nada yang ingin terdengar santai,
engan anggun. "Oh, itu? Hanya teman lama, Brian. Dia agak
a-katanya, tapi akhirnya hanya mengangguk, tampaknya puas dengan pe
tatapan lembutnya. "Terima kasih, Brian. Ayo, kita kemb
n pesta. Sementara itu, di dalam hati, Rea menyimpan rahasianya sendiri, denga
tersisa beberapa orang yang sedang berbincang di sudut ruangan. Alfred berjalan mendekati Brian, diikuti oleh Belinda
un tenang, "Sekarang setelah pesta ini sele
ama. Belinda, Betty, dan Darwin juga menaj
unangan kalian, dan aku berharap kamu menjaga dia dengan sebaik-baiknya. Jangan pernah saki
rat di pundaknya. "Saya mengerti, Pak Alfred. Saya a
aan ini, atau kalau sampai terjadi sesuatu yang melukai Rea, maka jabatanmu sebagai CEO dan semua
enegaskan bahwa konsekuensi dari kesalahan tidak akan ditoleransi. B
an lebih berat. "Saya berjanji tidak
ggalkan Brian dengan pikiran yang penuh. Belinda, Betty, dan Darwin hanya bisa saling berpandangan, s