Benci Jadi Cinta (Menikahi karyawan Ayah)
uang bapaknya, tapi semua sudah terlambat. Dia cemas dengan dirinya, berfikir bagaimana bisa
tulang rusuknya ditambah lagi tiupan angin yang membuat tubuh kekar Roy sema
annya di halaman rumah Iyan yang dikelilingi pohon sawit yang sudah tua. Roy melangkah
cap Roy sambil menge
erdengar suara lelaki muda dari dalam
an yang bahagia melihat k
gas mengambil tikar untuk alas Roy duduk. Rumahnya sangat sederhana, tidak sebanding dengan ru
ah arti sahabat yang sesungguhnya. Dia tidak pernah memanfaatkan kekayaan yang Roy miliki. Malahan
gar suara orang
Iyan kepadanya seraya
k pak Dahlan
tanya Bu Iyan seraya melemparkan s
ehat Bu," ucap Roy sambil me
a Iyan sambil mengambil roko
n," ucap ibu Iyan. Dia segera
i. Iyan yang dari tadi sudah menguap
a yang sudah mengantuk tapi tidak bisa. Dia mengambi
Bro!" kata Iyan pada Roy sambil mengucek-nguc
ebal berwarna biru d
in apa? Doraemon?" ucap Ro
sprei,dan sarung bantalku doraemon semua," ucap
abatnya itu. Dia berpikir kalau sahabatnya i
tidur!" ajak Iyan sambil ber
as berdiri dan mengi
oy pada Iyan yang sudah tertidur pulas. Dia menoleh ke
ri ternyata," ucap Roy se
idur yah? gumam
gkat. Dia mencoba sekali lagi tapi hasilnya sama. Dia
oy seraya mengernyitkan da
ampu melakukannya. Dia segera membuka aplikasi game high domino, game yang lagi ngetrend saat ini. Di
ram melihat gamenya yang tak kunjung s
r?" tanya Iyan seraya
tidur!" cetus Roy ser
sobat!" ucap Iyan kepada Roy dengan nada rendah tapi tajam. Dia kesal pada
a bergegas menaruh ponselnya di meja, dan berbaring menarik seli
tanya Iyan pada Roy u
Roy masih deng
ng sapi,"
narik selimutnya hingga ke m
apain di rumah sendirian?" ajak Iy
aku ga mau!" cetus Roy seraya menyan
Kamu harus belajar dan mengetahui c
nya sudah seperti bapakku, ayo t
rsenyum dan k
Iyan sudah mempersiapkan makan pagi. Roy dan Iyan masih terti
umputnya, harus berangkat lebih awal karena cari rump
ibu akan bangunin
pa Bu?" tanya bapak
a Iyan nginap di rumah
bapak seraya menuangkan kopi yang suda
bergegas pergi untuk me
ang tidak di kunci. Dia bergegas m
il Bu Iyan sambil menggoy
tanya Iyan kaget karen
akan berangkat lebih awal, rumpu
ang," kata Iyan dan menoleh ke a
rgi meningg
egini juga belum bangun. gumam Iyan dalam
k Iyan sambil menarik selimut yang menut
ggung ni," jawab Roy ma
un!" ucap Iyan sambil men
nanti bangunnya," ucap Roy
n!" ajak Iyan seray
menunjukkan wajah cemberut pada I
or di belakang Iyan dengan mata setengah mengantuk yang haru
bisa mendapatkan tempat berteduh," l