Padang : The First Floor
uluhan anak tergeletak tak beraturan dimana-mana. Lapisan k
sar. Melalui lubang itu juga sinar matahari masuk. Mungkin karena sud
limuti sebagian kakinya yang kurus. Satu tangannya sibuk memainkan giginya yang goyah, sementara matanya yang sayu ke
tidak punya makanan, ia hanya melamun dengan tenang sambil memiki
oba, semakin sakit yang dirasakan. ia hanya bisa mendesah pelan, bertahan dalam rasa lapar yang menghujam. Mulutnya men
-tiba terbangun di tempat ini. Mung
g tak terlukiskan dan kembali menjadi bocah kecil
ngkinan besar belum mampu m
m tubuh ini. Meskipun jika dia belum terbiasa, d
perti ini. Ada perbedaan besar dari suku primitif zaman batu y
ana seseorang dari suku tersebut mengangkat batu seukuran mobil deng
it pemukiman suku. Dinamai demikian oleh sang Dukun pertama karena bentuknya yang unik mirip
sempit membuat bayangan yang bergera
ca atau binatang buas yang tiba-tiba masuk, tetapi juga me
k ia berada di tempat ini. Seluruh hidupnya yang baru terp
ng membatasi dunia kecilnya. Setiap kali ia mencoba untuk membayangkan
pegunungan ini, han
suku terpencil. Mereka makan, minum, da
setiap sudut hutan ini, dari jalur yang hanya bisa dilalui dengan kaki
. Mereka hidup dalam harmoni dengan alam, menggunakan setia
keluar dari m
elalui celah dari ventilasi dan mengenai anak-anak gu
mengumpulkan kekuatan untuk berdiri dan berjalan
ada saat yang sama, sinar itu semakin melimpah hingga memenuhi seluruh sudut mata sayunya yang sembab, sedikit mengaburkan penglihatanny
n dari hutan yang mengelilingi perkampungan sukunya. ia memandang ke depan, menatap luasnya lanskap y
h dari perutnya sekali lagi mungkin
ergerak, ia berdiri diam beberapa saat, pemandangan itu menging
juga bisa sepenuhnya memahami bahasa yang digunakan oleh penduduk lokal, ap
soris dari tulang-tulang membuatnya merasa seper
a dengan berpura-pura. Setiap kata yang terdengar ia tiruk
nak sebaya yang berlari lincah di antara pepohonan dan bebatuan. Beruntung, tubuh yang ditempatinya adalah
lam, sesuatu dalam dirinya terbangun. Sebuah mimpi aneh muncul, membawanya kembali ke situs peningg
udut gua. Sangat jelas dalam mimpinya itu, batu itu bertransformasi menjad
mungkin, batu tersebut adalah kunci untuk mengungkap misteri keberadaannya di sini
lamunannya. Tak lama kemudian, dia menghela nafas panj
uk berjuang di
.
ggal makhluk Dihyang yang kuat dan menjelma sebagai ancaman yang mematikan. Dan yang lainnya Danau Besar, sebuah danau luas di timur yang dihuni
sa manusa menjadi cerita yang terus beredar. Dipercayai bahwa makhluk ini akan muncul ber
mbuat mereka tidak melarikan diri, namun, ia terkejut saat mengetahui bahwa peringata
engan cakar yang panjang dan taring yang tajam. Menurut cerita masyarakat s
t, makhluk itu dengan mudah dibunuh sebe
emangat. Yah, tentu saja, jika ia berhasil men
a, ia berniat mencari kelinci liar atau bahkan tikus kecil di hutan terdekat.
rburuan meski mereka tampak sudah cukup kuat. Para penjaga ak
salah satu anak itu, dia bahkan sudah
hasil menyelinap keluar, a
aga mengawasinya dari kejauhan. Orang-orang ini selalu bosan karena tidak b
mu," Salah seorang pen
ama kemudian Ia berdiri dan mulai berjalan
*