icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Beri Kami Rumah

Bab 9 Rangkaian Acara

Jumlah Kata:1123    |    Dirilis Pada: 13/08/2024

ip hidup kami. Kami seperti terpenjara dalam dua kubu yang berbeda, tertekan dan ujung-ujungnya pasti akan disalahkan. Secara mental, aku sangat tergan

banyak cacian dan cibiran dari orang-orang sekitar. Aku yang tidak pernah keluar rumah, tidak ramah dan terlihat sangat cuek. Hal itu membuat aku

n kabarku. Setelah kejadian kemarin, dia seperti orang lain bagiku. Ada jarak lagi yang dibuat olehnya, persis saat pertama kali kami bertemu. Kondisi mentalku benar-benar terganggu saat itu, seharian aku menangis enta

hkan bunuh diri adalah opsi yang paling nekad yang ingin aku lakukan saat itu. Akan tetapi, bayangan masa kecil yang indah, keluargaku da

t itu aku ingin meminta pertolongan mereka, bahwa aku sedang tidak baik-baik saja, badanku selalu demam, perutku kembali kambuh dan kepa

rempuan tidak boleh menjenguk apalagi melihat pengantin perempuan sebelum acara selesai. Kata nenek moyang kami hal itu pamali dilakuk

ng mengatai ku kurus. Mereka tidak tahu apa yang aku lewati dan keadaanku selama ini. Sejak mengurung diri, aku banyak berbicara sendiri dan mudah tersingg

arena tukang rias tidak mau dikritik. Mahar sudah di bungkusnya dalam kotak merah. Kami tidak banyak mengobrol, hanya fokus memperhatikan tamu-tamu yang

ga gram emas. Dibayar tunai!" kata Ayah seakan menyerahkan tugas dan tanggung jaw

i Jamal dengan maskawin tiga gram emas

oleh Nabi Muhammad Saw. Aku baru sadar bahwa jalan ini harus aku tempuh untuk menjemput ridho-Nya sesuai dengan do'aku dulu. Meskipun banyak jalan berliku dan keriki

*

kad nikah dilangsungkan, pada adat kami dilanjutkan dengan nyongkolan. Nyongkolan merupakan budaya mengiringi kedua mempelai sampai ke rumah peng

na merah tua. Kepalaku terasa mendongak saat menggunakan sanggul dengan berat 2 kilo gram. Sepatu yang dibordir khas adat kami berwarna hitam. Sedangkan Giyung menyesuaikan dengan riasan dan p

. Ada sekitar puluhan orang mengiringi kami sampai tujuan, ditambah alunan lagu dari gendang belek yang menggelegar sampai ke kampung sebelah

ini bertujuan untuk membalas jejak kaki pengantin perempuan untuk yang terakhir kalinya, diantar oleh rombongan keluarga besar dari pihak laki-laki, bias

anya Giyung sambil membantuku memasuk

kali aku datang me

secangkir kopi hitam dan teh. Aku melihat keluarga besar Giyung, hanya beberapa saja yang aku kenal. Orang tuaku menceritakan masa kecilku, prestasiku d

Sesekali obrolan mereka dicampur dengan candaan. Suasananya seru seperti sedang berada di nuansa lebaran seakan bertemu dengan keluarga jauh. Setelah seki

u, lalu memasak untuk makan malam kami berdua. Namun, ternyata rencana ku nihil, Giyung pergi ke rumah orang tuanya dan menin

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka