Istri Penggantiii
p
p
p
t, hampir terlelap dalam garis yang bergelombang tenang seakan menghipnotis isi di dalam kepalan
i. Ia tidak tahu harus memberitahu Hanum seperti apa nanti? Dia tahu betul apa yang Hanum citakan selama ini ... dia tahu betul
a rapalkan lagi di dalam sujudnya. Jangankan unt
sap anak rambut Hanum. "Maafkan aku ya Allah," ucap Ustadz Riza pelan d
Riza tersenyum sembari meneteskan air matanya lagi. "Tapi sekarang ...," ucapan Ustadz Riza
" Suara umi diiringi dengan
garah pada mertuanya, meski senyuman itu
a paruh baya dengan sorban berwarna putih di
a masih menjadi santri waktu itu, berdiri di samping
ya Kyai sangat pelan hampir tidak terdengar oleh siapa
rik napas dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. "Ini musibah, Bi
ertengkar di dalam mobil saat berkendara? Apa itu baik? Jangan lupa perbanyak lagi hapalan Surat Asy Syu
ntuk sekedar membela diri di depan mertuanya. Ia sadar dari dulu memang pr
ai membisik sangat pelan pada tengkuk leher Ustadz Riza. "Beri tahu aku, Nak. Bagaimana cara Abi memberitahu Hanum nanti, sedangkan selama ini dia meminta abi mendoakan di
Hanum perlahan kemudian menunduk lagi menye
ari tadi tiada hentinya merapalkan doa untuk anak perempuan semata wayangnya. Sedangkan diri
ampiri Hanum. "Belum siuman ya? Kita harus melakukan tindakan pengangkatan rahim sekarang ya
diartikan, wajahnya menggeleng beruraian air mata. "A
ahan dari vaginanya pun tidak berhenti, setelah melakukan pengecekan lebih lanjut ternyata benturan itu mengakibatkan hancurnya beberapa organ dalam buk Hanum salah sa
bergetar ketakutan setelah m
n terbaik untuk anak ibuk, tidak hamil bukan berarti gagal jadi
ekali mempunyai anak dan seandainya saja dokter itu tahu jika Hanum akan dimadu
a beberapa perawat telah membawa ra
i berjalan landai mengikuti Hanum dar
erdiam kaku melihat wanita kesayangan
ang bapak ...," ucapnya dengan air mata yang
ya ke atas menghadap Kyai, "Maa
ng, "Apa sekarang kamu masih ingin
pertanyaan Kyai. "Bi, bisa nggak kita jangan ng
menikah lagi karena ingin memiliki anak, sedangkan sekarang ... Hanum sud
bisa terdiam tidak bisa be
rimu adalah anak Abi, jika saat ini kamu menyakiti anak Abi. Suatu saat pasti anakmu akan merasakan h
asa jika mertua di hadapannya saat
i diam, memikirkan apa yang akan
atang memergoki keduanya saling terdiam bagai manekin. "Abi ... tunggulah
kali ini ia merasa sangat lemah hingga rasanya tidak mampu
bur semua impiannya. Masih terngiang jelas betapa Hanum terus bercerita seandainya ia mem
a ia rasakan. "Aku harus apa ya Allah? Ternyata aku sangat lemah, maafkan aku ya Allah ... aku masih belum
t menyeka air matanya. "Bi ... kalau Hanum melihat Abinya juga terpuruk, dia pasti akan le
masih mau disini, mau menenangkan diri dulu ... Umi nggak apa kan jaga Hanum
melihat Abi bersedih ketika Hanum sadar! Janji lohh!" sahut Umi sembari melangkah kelu
istrinya saja yang ia kecewakan. Tetapi juga kedua or
. Lalu sekarang? Jangankan anak! Cinta Hanum saja mungkin sudah mulai pudar untuk dirinya sekarang, karena penyebab hilang rahim
ya kasar, lalu melempar kepalany
tuki diri. Kyai menanyakan hal yang m
ta yang berkaca-kaca. "Ustadz ... Abi berpuluh-puluh tahun mengajarimu sampai kamu menj
iam hanya memand
adikanlah dia bidadarimu satu-satu