Istri Penggantiii
iri mobil yang baru saja terhenti dari berguling tak tentu
berlari mendekati mobil yang dikendarai oleh Ustadz Riza dan Hanum
tar TKP malah tiba-tiba menghindar jauh dari tempat kejadian, kemungkinan besar mereka ti
H! F
rah, ia meninju kaca mobil berkali-kali dan akhirnya pecah juga lalu tangann
PAK! TOLONG ANGKAT PEREMPUAN INI! JANGAN BISANYA CUMA NGEREKAM DOANG!" makinya kuat pada seorang pria yang lebih tua darinya.
Riza dengan terburu-buru, namun ... baru saja pria itu membawa keluar Ustadz Riza tiba-
AR!
satu dari mereka mengucap keras. "Allahhu Akbar!" setelah melihat tubuh besar pria ituh dan kedua sepasang suami istri itu kini sudah dimasukkan
*
n ia merasakan pedih yang sangat dahsyat di perutnya! Dengan kesa
ngi Hanum, meski tubuhnya pun memiliki luka
kaca-kaca sembari menghusap ram
u
nis yang mendarat
ucapnya setelah men
Abi dan Umiku!" lirihnya tersendat menahan semua amarah yang sejak tadi ingin ia lontarkan pada seoran
" ucap Ustadz Riza pelan dengan selang infus y
ng dahsyat. Ia uji keimanannya selagi ia masih bernapas dengan hadiah surga yang Allah janjikan! Tapi ... manusia sekarang hebat dan menarik! Surga mereka dua
mu yang hidup tergantung kondisi, jika dirimu tidak diuntungkan. Dirimu
t tinggi, merasa ilmu agamanya di atas sang istri ... ia merasa malu dengan perkataan Hanum barusan seperti me
GH
ya kencang hingga Hanum tidak dapat meringk
un meneteskan air matanya sembari menggenggam ta
ecara perlahan. Namun ia gagal! Ia lupa jika dirinya pun tadi d
di mana-mana itu terduduk kembali, menutup mat
ter
ter
penuh usaha, sambil menahan sakit di pundaknya seti
panik memeluk istrinya erat, ia menangisi dan membayangi sebuah kehilangan. Dia sadar dia belum siap untuk kehi
suhu tubuh Hanum menurun dan dinginn
akit sampai membenciku! Tapi kamu harus tau sayang ... aku tidak pernah mencintai seseorang selain dirimu dan sekarang tolong ... jangan hukum
dia lunglai tidak lagi kaku. Ustadz Riza yang terkejut sonta
semakin menjerit sejadi-jadinya ... dia sekarang sudah benar-benar lupa akan wibawan
ter
yang penanganannya sama sekali tidak ligat dalam menangani pasien. Dia ingin
benar-benar telah menomor satukan nikmatnya dunia! Dia lupa akan adanya Allah S
i hamba ya Allah, hamba belum siap! Sungguh!" gumam Ustadz Riza di dalam hati, sembari menatap kosong ke arah Hanum yang sekaran
air matanya menetes lagi saat salah satu dokter mema