icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ilmu warisan

Bab 4 Astaghfirullah

Jumlah Kata:1013    |    Dirilis Pada: 08/08/2024

ti aku belum bisa menyimpulkan. Aku harus menunggu mas Bisma pulang membicarakan hal ini

sskkk

yaman bambu yang tergesek,

hal yang terja

sssssssss

an kuintip dari lubang-lubang kecil anya

semoga saja b

uh kembali ke atas ranjang kayu yang de

ett

eett

anjang kayu yang kedua, berselang sa

u artinya bukan hanya aku

k menoleh tidak ada siapa-siapa, sunyi

r tangisan begitu menyakitk

. sakit

ucuran ingat betul suara ini adalah suara wanita

ku," terdengar suara

ngan tangisan itu semakin menja

aku tidak bisa menolon

. Krieeet

awah ranjang seperti dentuman keras y

aku waktu, aku butuh beradaptasi dengan semua. Kupastikan sec

redup. Apa benar wanita itu mendengarku? Apa benar kata mbah

asa aja sih? Kalo diganggu gini k

ak langsung aku mengutarak

*

eraih ponsel di belakang bantal mencoba menghubungi Mas Bisma u

i nomor Mas Bisma tidak aktif, jadi a

amanah mbah ndak mau ada yasinan di rumah, tapi tetep aj

t setelah mengirim pesa

ok to

etuk pintu dulu? Biasanya ia langsung masuk jika tak ada Mas Bisma da

nci," teriakku malas, rasa

ek

merekah tersenyum lebar. Rasanya penat dan rasa tak

emeluknya. "Ada banyak hal yang mau aku ceritain ke kamu," ujarku manja seperti biasanya,

gin menambah pi

Suara Mas Bisma kaku, kurasa ia ma

tanpa kata, lalu menidur

aaac

ranjan

ini mau magrib! Ojo tidur .

adan. Aku ndak bisa berdir

? Sa

keluar, sembari menghampiri

ni

au

mijat tubuhnya dan bertambah kepanika

sudah," ujar Mas Bisma yang

ta ke do

Ndak, Nur. Aku hanya bu

epukkan bantal di sebelah

Bersyukur memiliki suami yang masih memperhatikan istr

eet

idur di sebelah Mas Bisma. Wajahku dan waj

ar. Satu notif panggilan

kantormu ya? Ponselmu ketinggalan dika

n aja ...," katanya sambil m

apnya. "Kenapa? Katanya

makin penasaran kucoba untuk merebutnya. "Kenapa s

bagaimana pun tubuhku tak seim

i Mas Bisma

tetap berusaha merebut

tar

terlempar

ah layarnya masih hidup dan kutekan untuk

mualaiku

seberang panggilam, hiruk pikuk sua

ng habis magrib ya. Mas

ai nyaris mati kehabisan napas, jantung berdegup tak ka

uh tubuh, bulu kuduk berdiri sec

menoleh,

i menguasai dalam kamar. Posisiku ma

aku masih tetap dengan pendirianku tidak menoleh s

in tak karuan, aura hawa dingin menjadi

ruh penjuru kamar, benar-benar busuk sep

ang. Kuberanikan d

mill

n, kuangkat wajahku mendongak. Ada sek

mu?" ujar

angisan pil

atanya mau

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka