Ilmu warisan
bentar, lalu men
uduk mulai berdiri dan ir
ngku, dia benar-benar terlihat jela
ini bergetar hebat saat nenek itu sekarang men
aku seolah hanya terpaku pada senyuman pucat itu. "Nur ..
gga tubuhku melemah, lalu ambruk dari kursi dan terlihat samar wanita tua itu kini melangkah
*
dara yang sudah terjejer rapih menunggu kesadaran sauda
ku perlahan sembari mena
ggeleng sambil teru
oh menemuiku ditemani dengan seorang pr
r badannya?" t
h ...," jaw
kan kaki dan menyuruhku untuk duduk, ada yang i
ti. Aku duduk menghadap mbah uti dan pri
bah sampein ke kamu ... tapi ...." Mbah uti terlihat ragu untuk m
h?" tanyaku se
, terakhir kita bertemu Nur masih kecil ... tapi mungkin Nur lupa," sa
h oleh-oleh rengginang kesukaanmu," ucapnya lagi dan kali ini dia mengelus rambutku pelan, "Sekarang ... Nur sudah bes
Suasana menjadi cair hanya karena guyonan dan pujian dari Mbah E
baru saja mencair ti
uanya terkejut menatap pintu yang sudah terbuka lebar, an
komat-kamit ntah apa yang dia bacakan aku pun tak
iam, karena sangat bingung de
NUR
k mengikuti sumber suara ber
anak saudara yang tadinya duduk kini mereka saling m
akan mantra, Hingga angin sangat lembut memutari
g memeluk mbah uti. "Mbah ... eneng opo? Opo mba
dok! Bukan iku ... nanti mbah
i dari wanita tua yang selalu mengikutik
epat ke arah kami mematikan semua lam
ah kakung yang ada pintu
h Estu, tergopoh-gopoh jalan ber
inya ia hanya memastikan jika tidak ada yang terti
undakku. Aku menoleh padanya dan bertanya, karena aku yakin dia pasti mengetah
Bisma bukannya menjel
ntuk lingkaran!" lagi-lagi m
... ntah kelebihan apa yang ada padamu sampai membuatnya memilihmu, tapi yang jelas ... siap nggak siap, kamu harus
g disini? Karena tidak ada yang bisa membuat ritual ini selain mbah kakung kalia
uk leherku terasa dingin sepert
an padaku?" tanyaku gemetaran karena men
uyutmu, Nur. Aku datang di saat kamu pinsan dan terlihat
lak karena tentu saja aku takut. Tapi baru saja mbah Estu mengatakan jika ak
erapa detik mene
dan menyatu pada jiwamu. Itu saja ... tidak lebih! Semakin kita menunda ritual penyatuan ini,
emupuk keberanian dan berharap semua
ngguk den
seseorang, terkadang juga kamu akan melihat roh penghuni tubuh orang lain sepertimu. Pokoknya kamu a
na jika aku nggak kuat, Mbah?"pasti akan terbiasa, Nur! Tidak ada pi