Death, Love and Life Phantom!
ri ini begitu menyebalkan," pikirnya. Setelah terkena lemparan buntalan air di wajah, Yuna segera melarikan diri
Sebuah chanel yang akhir-akhir ini dilihatnya, chanel yang berisi tips-tips menjadi seseorang yang atraktif dan mudah berkomunikas
san menyenangkan." Itulah salah satu petuah yang Yuna dapat dari channel yang ia tonton. Namun, semua berantakan saat ia aka
alukan! Aku ingin mati saja h
." Suara nyanyian dari meowlulu masih terdeng
esok. Cekatan ia menggerakkan penanya di atas buku dengan wajah yang masih menekuk. Apartemen yang ia tinggali tak memp
atanya beralih antara buku dan nyamuk yang mengganggunya. Lelah ia melerakkan kepala di atas meja dan berma
nya beranjak dari meja coklat di sudut ruangan deka
at mie ins
nuangkan air pada panci yang telah ia siapkan di atas kompor yang telah menyala menunggu hingga gelembung-gelembung air muncul pertanda air telah mendidih. Ia merobek bungkus mie yang ia pegang dan memasukkan isinya ke dalam
krem dengan satu bantal dan selimut di atasnya. Lanjut membuka ponsel dan menonton drama korea kesukaannya. Tingkahnya girang tatkala dalam drama yang ditontonnya menampilkan scene roma
kan. Baling-balingnya berputar tiada lelah dengan sedikit suara berdecit. Drama korea yang ditampilan hampir mendekati ending. Tubuh Yuna dengan posisi tengkurap telah rapat dengan selimut. Mukanya m
asa berciuman?"
hnya, jari telunjuknya menari-nari di atas tempat tidur, seakan menggambar mengikuti motif garis-garis samar yang tergam
*
tu di tempa
dut gang yang sepi menjadi ricuh di saat semua orang mungkin sudah tertidur. Seekor kucing belan
utup tempat sampah ke arah pria berambut merah di depannya. Baku hantam antar sekelompok pria itu sudah berlangsung sela
itu. Senyumnya menyeringai, sekelompok orang itu tampak terperangah. Pria itu berjalan ke arah pria berambut merah, menatapnya dan perlahan mengecup bibirnya. Adegan yang tiba
i gang lain, menemukan sekotak ayam goreng di dalam plastik yang sepertinya
ngkapnya
*
as kasur. Matanya masih menyipit berusaha melihat ke arah jam dinding yang telah menunjukkan waktu tu
an terburu-buru ia meninggalkan apartemen berlari menuju sekolahnya yang berjarak sekitar dua puluh menit. Gerbang akan ditutup tepat pada pukul delapan. Nafa
gan petugas yang menggelengkan kepala kagum. "Terima kasi
ahnya. Seragam yang salah, keringat yang sangat banyak sehingga terlihat bagian be
tanya seorang gadis berambut kepan
Yuna yang masih tak mengert
ah sepatunya betapa terkejutnya ia menyadari penampilannya yang memalukan. Tanpa basa-basi lagi Reima menarik tangan Yuna untuk mengikutinya. Mereka b
balikannya padaku besok." Reima mengulurkan serag
an ke toilet dulu unt
tilah di balik lemari itu aku akan berjaga," ucap Reima menunjuk lemari pen
ngnya terbuka. Wajah Daven keluar dari balik pintu itu, ia dan Yuna yang waj